TURISIAN.com – Musik tradisional Saung Angklung Udjo (SAU) mampu menggetarkan panggung di kompleks kebudayaan Katara di Al-Ibdaa Couryard di Doha, Qatar.
Penampilan para musisi SAU, mulai dari Jumat-Senin 18-28 November 2022 itu seakan ikut menambah kemeriahan perhalatan Piala Dunia 2022.
“Kebanyakan yang tampil di panggung kebudayaan ini adalah negara-negara yang tim sepakbolanya berlaga di Piala Dunia 2022. Hanya kita (Indonesia) yang terpilih mewakili Asia Tenggara,” kata Direktur Utama Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat seperti dikutip Turisian.com dari Kompas.com, Rabu 30 November 2022.
Ditambahkan Kang Opik—sapaan akrab Ketua DPD Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jawa Barat ini bahwa dalam kesempatan tersebut pihaknya menampilkan budaya angklung dan batik.
BACA JUGA: Musik Angklung Masuk Deretan 34 Pentas Seni di Piala Dunia Qatar
Lagu-lagu Arab dan Indonesia
Setelah melewati proses persiapan yang berlangsung sekitar tiga bulan, sebanyak 12 orang dari SAU berangkat ke Qatar.
Tak lupa mereka membawa alat musik sendiri, mulai dari arumba ditambah kendangnya hingga angklung. Termasuk angklung interaktif yang bisa dimainkan oleh penonton nantinya.
Taufik mengatakan bahwa pihaknya membawakan lagu-lagu Arab, internasional, dan Indonesia selama 1,5 jam. Mereka juga menampilkan lagu tema Piala Dunia 2022, “Hayya hayya”.
“Kita alhamdulillah cukup terbiasa mengadaptasi (pertunjukan) yang tematik,” ujarnya.
BACA JUGA: Bandung Angklung Festival Masuk 10 Unggulan Kalender Event Kota Bandung 2023
Selain iringan alat musik, penampilan SAU di Qatar pun semakin meriah dengan hadirnya tari-tarian dan nyanyian.
Dapat sambutan hangat di Qatar
Taufik menyampaikan bahwa Saung Angklung Udjo memperoleh sambutan yang hangat di Qatar, bahkan mereka diajak berkolaborasi dengan peserta dari berbagai negara.
“Alhamdulillah apresiasi mereka itu luar biasa, bahkan kita juga diajak kolaborasi dengan (peserta dari) Ekuador karena kebetulan melihat stand kita,” katanya.
Tidak hanya itu, ada pula sejumlah pengunjung asal Indonesia yang sudah memiliki angklung sehingga bisa memainkannya dengan iringan Saung Angklung Udjo.
BACA JUGA: Pengajaran Musik Angklung dengan Metode Unik oleh Ardian di Tokyo Jepang
Usianya pun beragam, dari anak-anak hingga orang dewasa.
Namun, di sisi lain, hal ini menjadi tantangan tersendiri karena Saung Angklung Udjo harus berdaptasi dengan situasi.
Taufik pun bersyukur para penampil dari Saung Angklung Udjo sudah berpengalaman sehingga bisa tampil dengan baik.
“Mereka ada yang ingin ikut bernyanyi, ingin ikut menari. Jadi kita benar-benar adaptasi apa yang ada di budaya kita ini, kita kolaborasikan,” katanya. ****