TURISIAN.com – Selain Pantai Palabuhanratu dan Geopark Ciletuh, Kabupaten Sukabumi juga punya Kampung Adat Ciptagelar atau Kasepuhan Ciptagelar yang bisa Sobat Turisian kunjungi. Di objek wisata budaya ini, kalian bisa mengenal masyarakat yang masih menjunjung tradisi leluhur dan kearifan lokal.
Kampung Adat Ciptagelar merupakan sebuah desa di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang masyarakatnya masih memegang erat tradisi leluhur sebagai orang Sunda. Berbagai kegiatan mereka lakukan sesuai kebiasaan nenek moyang, seperti cara bertani hingga gaya berpakaian.
Keunikan itulah yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Mereka yang berkunjung biasanya sangat antusias untuk mengenal dan mempelajari cara hidup sesuai budaya lokal.
Bukan hanya budayanya, suasana alam sekitar khas pedesaan yang masih asri dan sejuk juga akan Sobat Turisian temui kala berada di sini. Tampak deretan rumah yang khas berbahan bambu menambah pesona kampung adat ini.
Baca juga: 5 Spot Menarik di Geopark Ciletuh Sukabumi yang Wajib Kalian Kunjungi
Kampung Kasepuhan Ciptagelar memegang kuat adat dan tradisi secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu atau sekitar tahun 1368 M. Masyarakat kampung adat ini pun bersandar kepada pertanian, khususnya budidaya padi. Seluruh sendi-sendi kehidupan adat berdasarkan kepada kalender siklus padi.
Penghormatan Dewi Sri di Ciptagelar
Semisal “Leuit” atau lumbung padi bagi warga Kampung Adat Ciptagelar tidak hanya berarti gudang tempat penyimpanan padi. Melainkan berkaitan dengan simbol penghormatan pada Dewi, yaitu Nyi Pohaci Sanghyang Asri yang menampakkan dirinya dalam bentuk padi.
Setiap kali panen, mereka menyimpan 10% padi di leuit sehingga tidak heran jika di sana terdapat padi yang usianya ratusan tahun. Bagi warga Kasepuhan Ciptagelar, padi merupakan kehidupan, jika seseorang menjual beras atau padi, berarti menjual kehidupannya sendiri.
Keberadaan Kampung Adat Ciptagelar juga memiliki keterikatan sejarah dengan salah satu kerajaan Sunda dengan rajanya Prabu Siliwangi, Kasepuhan Banten Kidul. Dengan pusat pemerintahan berada di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak, Kampung Gede Ciptagelar, Cikarancang, Cicemet, Kecamatan Cisolok Kabupaten Sukabumi.
Masyarakat yang tinggal di Kampung Ciptagelar mendapat sebutan masyarakat kesepuhan. Kata kasepuhan mengacu pada golongan masyarakat dengan aturan adat istiadat lama. Masyarakat kampung ini menyebut diri sebagai Kasepuhan Pancer Pangawinan, serta merasa kelompoknya sebagai keturunan Prabu Siliwangi.*