Tradisi Sego Bancakan, Budaya Jawa yang Unik dan Masih Terjaga Hingga Kini

Tradisi Sego Bancakan
Aneka makanan dalam Tradisi Sego Bancakan.

TURISIAN.com – Kota Surakarta yang populer dengan nama Solo menyimpan banyak warisan budaya Jawa yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini. Seperti tradisi Sego Bancakan yang unik dan autentik banget. Menarik buat Sobat Turisian kenali!

Pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), “bancakan” memiliki arti sebagai selamatan atau kenduri. Bancakan berarti hidangan yang tersedia dalam selamatan, salah satunya Sego Bancakan.

Sego Bancakan ini juga hadir untuk selamatan bagi anak-anak dalam merayakan ulang tahun. Biasanya beserta pembagian makanan dan kue-kue lainnya.

Dalam kehidupan masyarakat Jawa, tradisi sego bancakan memang biasanya dikhususkan bagi anak-anak, sekitar usia TK, SD, ataupun SMP. Bancakan merupakan sebutan untuk makanan yang tersedia sebagai perwujudan rasa syukur bahwa anak telah tambah umur. Umumnya, pelaksanaannya pada hari kelahiran anak atau dalam bahasa Jawa disebut juga dengan weton.

Baca juga: Gurihnya Nasi Liwet Khas Kota Solo Bikin Ketagihan

Sego Bancakan ini berisi urap, telur rebus, dan ikan asin. Urap merupakan perpaduan antara sayuran hijau yang bercampur dengan bumbu kelapa gurih pedas. Kemudian, beberapa bahan pelengkap tersebut tersaji dalam pincuk atau alas makan yang terbuat dari daun pisang.

Selanjutnya, ada pemberian doa dalam tradisi sego bancakan untuk memohon keselamatan dan kesehatan bagi anak yang sedang ulang tahun. Baru setelah itu, pembagian sego bancakan kepada anak-anak yang datang.

Makna & Harapan dalam Tradisi Sego Bancakan

Tradisi Jawa ini memiliki makna agar dapat mewujudkan rasa kebersamaan dan kerukunan antar sesama. Sebab, setiap orang yang hadir akan secara sukarela mendoakan anak yang memperingati wetonnya.

Harapannya, agar hidup sang anak menjadi berkah, dapat berbakti kepada kedua orang tua. Serta dapat bermanfaat bagi sesama di masa depannya.

Hingga saat ini Tradisi Sego Bancakan masih lestari dan masyarakat pedesaan masih melakukannya. Mengingat akan makna dan filosofi yang terkandung di dalamnya, para generasi muda harus ikut melestarikan kekayaan budaya ini.

Baca juga: 5 Makanan Khas Kota Solo yang Wajib Dinikmati Kelezatannya!

Supaya tradisi yang identik dengan kebudayaan Jawa ini dapat terus lestari. Sehingga dapat berlanjut kepada generasi berikutnya sebagai warisan budaya Indonesia.*

 

 

Sumber & Foto: Pemkot Surakarta

Pos terkait