Objek Wisata Jembatan Kaca Gianyar Bali Segera Dibuka untuk Wisatawan

Objek wisata jembatan kaca
Umat Hindu Bali menawarkan persembahan di kuil Dalem Agung Padangtegal kuno di Hutan Monyet Suci di Ubud, Bali. Foto: iStock

TURISIAN.com  – Objek wisata jembatan kaca di Kabupaten Gianyar, Bali akhir September 2022 mendatang sudah bisa dikunjungi wisatawan.

Saat ini progres pembangunan objek wisata tersebut  telah mencapai 90 persen. Dengan demikian, harapannya akan menjadi daya tarik bagi wisatawan.

“Jembatan kaca menyambungkan dua desa dinas dan dua kecamatan. Yaitu Blahbatuh dan Sukawati. Kalau sekarang sudah 90 persen. Jadi dan saat ini sedang penataan,” kata Perbekel Desa Saba Ketut Redana di Gianyar, Bali, Kamis 1 September 2022.

Jembatan kaca menghubungkan antara Banjar Tegenungan, Desa Kemenuh, Kecamatan Sukawati dengan Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh.

BACA JUGA: Drama Musikal Calonarang Sedot Ribuan Pengunjung di Bali, Keliling 5 Kota

Nantinya, jembatan itu akan menjadi satu lagi daya tarik wisata Kabupaten Gianyar.

“Menambah objek wisata di Desa Saba, yang sebelumnya sudah ada waterfall (air terjun). Termasuk, Oleh-oleh Krisna, penangkaran penyu, penglukatan Siwa Budha, dan Pantai Saba yang tidak kalah menariknya,” ujar Perbekel.

PT Kaishi dari China

Jembatan yang pembangunannya  oleh PT Kaishi dari China ini akan berukuran total sepanjang 190 meter dengan tinggi 40 meter.

BACA JUGA: Pantai Nyang-Nyang, Surga Tersembunyi Bali yang Tak Setenar Kuta dan Jimbaran

Redana menyebut kekuatan dari jembatan tersebut akan diuji dengan air seberat 10 ton. Atau, untuk membuktikan kekuatan setara 250 orang berlalu lalang.

“Alas dan dinding jembatan dari kaca. Nanti, ketika berjalan alasnya akan muncul seperti efek retak, tapi untuk saat ini alat dan teknologinya belum terpasang,” kata dia.

Berdasarkan perjanjian dari pemrakarsa, nantinya ketika objek tersebut rampung, maka sebanyak 60 persen dari jumlah total pegawai akan diambil dari warga local.

BACA JUGA: Terpukau Keindahan Air Terjun Juwuk Manis di Jembrana Bali

Dengan pembagian 30 persen bagi Blangsinga dan 30 lainnya untuk Tegenungan.

Sementara 40 persen sisanya adalah tenaga menengah ke atas yang diambil dari negara pembuat.

Redana menuturkan bahwa berdasarkan sosialisasi dari Kaishi, proyek ini akan selesai pada September 2022 atau setelah dua tahun pengerjaannya.

Jembatan Diberi Nama The Glass Bridge

Jembatan kaca yang diberi nama The Glass Bridge itu akan diselesaikan secara bertahap, mulai dari objek utamanya yaitu fisik jembatannya.

Hingga kini belum dapat dipastikan harga tiket untuk melintasi jembatan kaca itu, namun diyakini akan membantu peningkatan PAD desa ketika wisatawan nantinya datang.

BACA JUGA: Para Koki dari Luar Serbu Pulau Bali, Ini Kata Ketua ICA

“Harga tiket belum pasti karena belum penataan. Nanti, akan ada perosotan ke bawah kolam renang, ada restoran juga. Tahun 2023, Oleh-oleh Krisna Bali akan membangun taman bunga seluas 2-3 hektare. Termasuk, untuk spot center, pun juga terdapat bunga-bunga yang dapat dijual,” ujar Redana.

Adapun target dari desa adalah pemulihan ekonomi dilihat dari masuknya wisatawan ke daerah tersebut. Perbekel Desa Saba menyebut dari pihak PT Kaishi menargetkan kunjungan sebanyak 2.000 orang per hari.

Saat ini, pascapandemi Desa Wisata Saba mulai kembali bangkit dengan kehadiran wisatawan domestik. Maupun, mancanegara.

Setiap hari sedikitnya ada sekitar 50 bus. Yang mana para pengunjung akan membayar retribusi masuk sebesar Rp20.000, belum termasuk wahana jembatan nantinya.

“Masyarakat mendukung sekali adanya obyek jembatan kaca. Ekonomi kreatif akan muncul, orang-orang bisa berjualan dan menambah sumber penghasilan bagi tiap keluarga,” katanya.

“Kita juga sedang merancang kepada Kementerian Tenaga Kerja kalau bisa didukung untuk mengembangkan ekonomi kreatif,” sambung Redana. ***

Sumber: Antaranews

Pos terkait