Gunung Pegat Lamongan yang Eksotis Berbalut Mistis, Melegenda Sejak Masa Kolonial

Gunung Pegat Lamongan
Gunung Pegat Lamongan yang eksotik.

TURISIAN.com – Gunung Pegat merupakan destinasi wisata cukup populer di Lamongan, Jawa Timur. Tempat ini menyajikan pesona keindahan alam yang eksotis. Berupa gunung kapur yang telah terpapas karena menjadi lokasi proyek pembuatan jalan di masa Kolonial Belanda dulu.

Semula Gunung Pegat Lamongan ini merupakan bukit kapur yang dikepras untuk pembuatan jalan. Area ini masuk dalam perbukitan Kapur Kendeng utara Jawa yang membentang dari Gresik- Lamongan- Tuban-hingga ke Blora.

Selain alamnya yang eksotis, kisah mistis yang melatarbelakanginya pun sudah sangat mashur sejak era kolonial Belanda hingga kini. Kisah yang masyarakat sekitar yakini sudah terjadi secara turun temurun. Ceritanya mengisahkan awal mula pembuatan jalan di tempat ini.

Meski begitu, Gunung Pegat Lamongan sekarang menjadi objek wisata favorit dan ngehits. Di hari biasa saja pengunjungnya cukup ramai. Apalagi saat hari libur akhir pekan atau momen hari libur nasiional.

Lokasi Gunung Pegat terletak di Desa Karang Kembang, Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Jika Sobat Turisian sedang melakukan perjalanan dari arah Babat menuju Jombang, atau sebaliknya,  akan melewati gunung ini.

Sejarah Gunung Pegat Lamongan

Keberadaan gunung ini sudah menjadi kisah legenda bagi masyarakat sekitar. Terutama cerita asal-usul objek wisata ini. Dari kabar yang beredar di sekitar lokasi, penamaan Gunung Pegat konon berawal pada saat kolonial Belanda sedang berkuasa di wilayah tersebut.

Baca juga: Selain Pecel Lele dan Soto Ayam, Ada Lagi Nih Kuliner Khas Lamongan Lainnya!

Asal-usul tempat ini berawal dari rencana kolonial Belanda untuk melancarkan arus ekonomi. Mereka pun melaksanakan tahap pembangunan jalan yang menjadi titik perdagangan, yaitu Babat-Jombang. Selain itu, konon pemerintah kolonial juga membangun lintasan kereta api di area tersebut.

Namun, di kawasan tersebut terdapat gunung kapur yang menghalangi jalan. Sehingga pemerintah kolonial Belanda terpaksa harus melakukan sebuah pekerjaan berat, yaitu membelah gunung tersebut. Pemerintah Kolonial Belanda menerapkan kerja rodi atau kerja paksa.

Dengan kerja paksa, masyarakat sekitar dipaksa untuk melakukan pekerjaan membelah gunung tanpa ada upah. Bahkan tanpa diberi makan dan minum. Konon dari kerja paksa ini, juga banyak memakan korban jiwa.

Mistos di Gunung Pegat Lamongan

Berawal dari sinilah, warga yang menjadi pelaku kerja paksa dengan perasaan sakit, emosi dan penuh keterpaksaan ini mengucapkan sumpah. Bahwa, siapapun yang melewati gunung ini, maka tidak akan menemukan kebahagiaan, jika sudah berkeluarga. Hingga akhirnya melahirkan mitos.

Untuk yang belum berkeluarga, niscaya tidak akan menjadi keluarga yang bahagia. Akan tetapi menjadi keluarga yang selalu mendapat kesulitan hidup. Terutama mengalami perpisahan atau “pegat” dalam bahasa Jawa.

Baca juga: Yuk Refreshing Dulu di Ranu Klakah, Danau Alami Indah di Lumajang!

Itulah kisah yang menjadi titik awal penamaan dari Gunung Pegat. Kisah tersebut hingga kini pun masih banyak yang hapal, terutama warga setempat di Desa Karang Kembang Babat.*

 

 

Sumber & Foto: Disparbud Lamongan

Pos terkait