Mengenal Tradisi Sapton dari Kuningan, Lomba Ketangkasan Menombak Sambil Berkuda

Tradisi Sapton Kuningan
Para peserta Tradisi Sapton Kuningan sedang berusaha memasukan tombak ke lubang. (Source: Disporapar Kuningan)

TURISIAN.com – Kabupaten Kuningan di Jawa Barat memiliki satu atraksi budaya yang seru untuk Sobat Turisian saksikan. Namanya tradisi Sapton atau Saptonan Kuningan. Biasanya tampil saat peringatan Hari Jadi Kabupaten Kuningan yang jatuh pada bulan September.

Tradisi Sapton berlangsung setiap HUT Kabupaten Kuningan, setelah upacara hari ulang tahun dilaksanakan. Warisan para leluhur yang masih hidup di Kuningan ini merupakan tradisi berupa lomba ketangkasan dalam menunggangi kuda.

Menariknya, dalam tradisi Sapton Kuningan ini tak hanya sekadar berkuda, melainkan para peserta harus memasukkan tombak ke dalam lubang di bawah ember sambil berkuda. Ember tersebut telah panitia gantung di tempat yang cukup tinggi.

Panah atau tombaknya terbuat dari batang bambu yang telah dihias dan diwarnai. Peserta Saptonan atau Sapton Kuningan, biasanya dari kalangan para kepala desa atau kuwu di wilayah Kuningan.

Untuk mengikuti tradisi Sapton, harus memperhatikan banyak hal, selain kemahiran menunggangi kuda. Kudanya pun harus pilihan terbaik yang mengerti terhadap bunyi gamelan. Pakaian peserta pun harus memenuhi syarat, termasuk jenis aksesori, perhiasan kuda, serta faktor-faktor penilaian lainnya.

Baca juga: Menelusuri Jejak Manusia Purba di Situs Purbakala Cipari Kuningan

Pelaksanaan atraksi kuda Kuningan ini diawali dengan bunyi gamelan Goong Renteng. Barulah peserta akan dipanggil satu persatu untuk memperlihatkan kepiawaiannya bersama kudanya dalam memperlihatkan ”gaya” tarian dan ketangkasan menombak lubang di atas tersebut.

Sejarah Tradisi Sapton Kuningan

Secara historis, tradisi Sapton merupakan acara rutin setiap hari Sabtu dari Kerajaan Kajene (Kuningan) pada masa lampau. Pelaksanaannya setelah kegiatan serba raga (sidang) yang bertempat di sekitar Istana Kerajaan Kajene.

Dulunya, peserta tradisi Sapton pun tidak sembarang orang, karena atraksi ini khusus untuk para lurah atau kepala desa. Selain itu juga banyak syarat yang harus dipenuhi. Namun kini pesertanya terbuka untuk umum yang memiliki kuda.

Sapton Kuningan ini mempunyai makna dan nilai filosofis yang dalam. Seperti heroisme, ketangkasan berkuda, dan panahan dalam bela negara, serta kebersamaan antara pemerintah dengan rakyatnya.

Pelestarian Sapton & Daya Tarik Wisata Kuningan

Atraksi Sapton Kuningan ini sangat seru untuk disaksikan banyak orang. Sehingga dalam upaya promosi kepariwisataan daerah dan pelestarian nilai-nilai budaya tradisional, serta memeriahkan Hari Jadi Kuningan, Saptonan rutin berlangsung setiap tahun.

Setiap tahunnya, tradisi ini selalu mendapat sambutan dari publik, terutama penduduk sekitar tempat pelaksanaan lomba Sapton ini. Tradisi Sapton akan menampilkan jenis kuda-kuda Kuningan yang terkenal sangat gesit.

Baca juga: Curug Putri Palutungan Kuningan yang Indah, Tempat Singgahnya Bidadari

Dalam setiap penampilannya, selalu mempertontonkan sesuatu yang menarik dan ada saja kejadian-kejadian yang unik. Baik yang si penunggang kuda perlihatkan maupun dari kuda itu sendiri.*

 

Pos terkait