TURISIAN.com – Candi Jiwa merupakan salah satu objek wisata sejarah populer di Karawang. Candi ini merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanagara yang dibangun perkiraannya sekitar abad 5 – 7 Masehi.
Bangunan candi bercorak Buddha ini terletak bersama candi lainnya di Kompleks Situs Candi Batujaya. Berada di tengah areal persawahan di Desa Segaran, Batujaya dan Desa Talagajaya, Pakisjaya, Karawang, Jawa Barat.
Di kawasan tersebut terdapat puluhan candi yang diklaim sebagai yang tertua di Pulau Jawa. Salah satunya Candi Jiwa. Di sini Sobat Turisian bisa melihat bangunan-bangunan candi yang tersebar di hamparan hijau sawah. Sungguh kontras dan tampak menakjubkan.
Perkiraan sebaran candi di situs Batujaya Karawang dapat mencapai kawasan seluas 5 km persegi. Berada di tengah-tengah areal pesawahan dan sebagian berdekatan dengan permukiman penduduk. Sebagian besar bangunan purbakala masih tertimbun dalam ‘unur’ atau ‘lemah duwur’ atau dalam istilah masyarakat setempat berarti tanah darat yang menyembul di antara pesawahan.
Menurut Sunarto –petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten yang ditemui di lokasi beberapa waktu lalu menuturkan, di Kompleks Candi Batujaya terdapat 46 titik sebaran candi. Namun tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan bertambah, seiring penemuan unur-unur yang lain.
Ada 4 candi yang sudah dipugar dan tampak bentuknya, meski belum sempurna. Antara lain Candi Jiwa atau Batujaya I, Candi Blandongan atau BatuJaya V, Candi Serut atau Batujaya VII, dan Candi Sumur atau Batu jaya VIII.
Baca juga: Tiga Destinasi Wisata Populer di Karawang yang Menyajikan Keindahan Alam
Hal yang menarik di sana, semua bangunan candi menghadap ke arah yang sama, yaitu 50 derajat dari arah utara. Umumnya candi-candi ini terkubur di dalam tanah sekitar 1 – 3 meter. Jadi pelataran candi berada di bawah 1- 3 meter dari permukaan sawah. Sehingga candi-candi itu rawan tergenang air.
Struktur Bangunan Candi Jiwa Karawang
Dari semua candi yang ada di kawasan tersebut, Candi Jiwa menjadi situs yang paling populer namanya. Nama candi ini berasal dari sebutan warga sekitar. Sebelum ada pemugaran, warga menyebut tempat candi ini dengan sebutan unur jiwa.
Situs Candi Jiwa memiliki bangunan berdenah bujur sangkar dengan ukuran sekitar 19 x 19 meter dan terbuat dari batu bata merah. Ketinggiannya kurang lebih 4 meter dari permukaan tanah di sekitarnya. Badan candi tampak sempurna hingga atas candi, berbentuk bunga padma atau bunga teratai jika Sobat Turisian melihatnya dari atas.
Pada struktur bangunan candi itu, terdapat susunan bata melingkar dengan penopang susunan bata rolak. Beberapa ahli menduga merupakan bekas stupa atau lapik arca Buddha. Jika diperhatikan secara keseluruhan, bentuk Candi Jiwa yang tidak mempunyai tangga, seolah-olah menggambarkan stupa atau arca Budha di atas bungai teratai yang sedang mekar dan terapung di tengah telaga.
Gaya Arsitektur Candi Jiwa Karawang
Arsitektur Candi Jiwa agak berbeda dengan Candi Blandongan, meskipun keduanya berada di kawasan yang sama. Di keempat sisi Candi Jiwa tidak terdapat tangga naik atau pintu masuk. Kaki candi memiliki susunan perbingkaian atau pelipit rata (patta), pelipit penyangga (uttara), dan pelipit setengah lingkaran (kumuda).
Di halaman sekelilingnya, Sobat Turisian bisa menemukan struktur hamparan pasangan bata yang menutupi permukaan tanah. Pinggirannya ada pembatas dari bata yang terpasang tegak memanjang. Memperlihatkan sebuah jalan yang mengelilingi kaki candi.
Baca juga: 5 Tempat Wisata Candi di Sekitar Borobudur yang Menarik Dikunjungi
Jalan yang mengelilingi bangunan candi tersebut merupakan sebuah jalan (patha) untuk keperluan pradaksina. Yaitu ritual pemujaan dengan cara berjalan mengelilingi candi searah jarum jam.*