Situs Keraton Kaibon, Sisa-Sisa Kemegahan Istana Ibunda Sultan

Keraton kaibon
Sisa-sisa bangunan Keraton Kaibon. (Foto: Iwan)

TURISIAN.com – Kembali ke Kompleks Situs Banten Lama, kali ini kita berkunjung ke Keraton Kaibon, yang merupakan istana sang ibunda Sultan Banten. Situs peninggalan Kasultanan Banten yang satu ini masih tampak sisa bangunannya, berbeda dengan Keraton Surosowan. Sobat Turisian bisa bandingkan sendiri saat nanti berkunjung ke sini.

Keraton Kaibon dibangun pada masa Sultan Banten ke-21, Sultan Syafiudin (1809-1813). Penamaan “Kaibon” tersebut berarti “Keibuan”, sesuai dengan peruntukkan keraton untuk kediaman sang ibunda Sultan, Ratu Aisyah. Kala itu, Sultan Syafiudin masih berusia 5 tahun, sehingga perlu pendampingan dari ibundanya.

Istana sang ibunda tersebut memiliki bangunan yang tak kalah megah dengan Keraton Surosowan. Hal itu tampak jika diperhatikan dari puing-puing sisa bangunan dan luasnya area.

Letak keraton ini menghadap ke barat dengan kanal yang mengelilinginya. Arsitekturnya pun terbilang unik dan modern untuk ukuran pada masanya dulu. Keraton ini tampak seolah-olah berdiri di atas air karena sekeliling bangunannya terdapat kanal atau sungai kecil.

Bangunan Keraton Kaibon

Kanal tersebut berfungsi sebagai jalur transportasi yang menghubungkan Kaibon ke Keraton Surosowan. Selain itu, hebatnya lagi kanal itu pun sekaligus berfungsi sebagai pendingin ruangan. Karena dibuat jalur yang  melintas di bawah istana, lalu bagian atasnya diberi balok kayu sebagai dasar lantai.

Saat Sobat Turisian tiba di halaman depan keraton, terdapat 5 pintu gerbang yang bermakna jumlah salat dalam satu hari. Gerbang ini mempunyai ciri khas gaya arsitektur Jawa dan Bali, dengan sebutan gerbang bersayap dan terdapat hiasan deretan candi bentar khas Banten.

Baca juga: Melihat dari Dekat Puing Keraton Surosowan, Sisa-Sisa Kejayaan Kasultanan Banten

Masuk ke dalam, Sobat Turisian dapat melihat gapura berukuran besar yang disebut Pintu Paduraksa khas Bugi yang bagian atasnya yang tersambung. Lalu bergeser ke ruang utama yang merupakan kamar tidur Ratu Aisyah yang didesain agak turun ke bawah.

Nuansa islami begitu terasa Sobat Turisian, terbukti dengan adanya bangunan berupa masjid di sisi kanan gerbang dengan pilar serta mimbar masih utuh berdiri kokoh. Membuktikan sKasultanan Banten tersebut sangat kental dengan Islam.

Kini kemegahan Keraton Kaibon hanya menyisakan sebagian puing bangunan. Sebab sama seperti Keraton Surosowan yang hancur oleh serangan Kolonial Belanda pada 1832. Peristiwa penghancuran berawal dari penolakan Sultan Syafiudin untuk meneruskan proyek pembangunan jalan dari Anyer sampai Panarukan dan pelabuhan armada Belanda di Teluk Lada.

Rute Menuju Keraton Kaibon

Bagi Sobat Turisian yang berminat berkunjung ke tempat wisata sejarah Banten ini, bisa mengitkuti dua rute, dari Jakarta atau dari Bandung.

Jika berangkat dari arah Jakarta, Sobat Turisian tinggal masuk Tol Jakarta – Merak/Jakarta Tangerang, lurus terus dan keluar di Tol Serang Timur. Setelah keluar Tol ambil arah menuju Kota Serang, bertemu lampu merah pertama belok kanan menuju Pasar Rau lurus terus ikuti petunjuk menuju Banten Lama.

Baca juga: Tasikardi, Danau Buatan Peninggalan Kejayaan Kasultanan Banten!

Sementara rute dari arah Bandung, tinggal masuk Tol Purbaleunyi menuju arah Jakarta, ambil jalur Tol Cikampek – Jakarta. Kemudian masuk Jalur Tol Jakarta – Merak/Jakarta Tangerang, lurus terus dan keluar di Tol Serang Timur. Setelah keluar Tol ambil arah menuju Kota Serang akan bertemu lampu merah pertama. Lalu belok kanan menuju Pasar Rau lurus terus ikuti petunjuk menuju Banten Lama.*

Pos terkait