Gunung Anak Krakatau Erupsi, Wisatawan Diminta Minggir Dulu

Gunung Anak Krakatau
Gunung Kratakau saat meletus pada tahun 2011 silam. Saat ini Gunung Anak Krakatau kembali eruspsi. (iStock)

TURISIAN.com – Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda erupsi. Lava pijar meleleh sehingga menimbulan percikan bebatuan.

Oleh sebab itu, wisatawan dan nelayan yang sedang bveraktivits tidak jauh dari lokasi GAK diminta untuk minggir dulu.

“Kami menyampaikan peringatan larangan itu, karena bisa menimbulkan korban jiwa,” kata Kepala Pos Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Pasauran Serang, Deni Mardiono di Serang, Banten, Senin 25 April 2022.

Saat ini, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bandung menaikkan status Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III). Terhitung sejak tanggal 24 April 2022, pukul 18.00 WIB.

BACA JUGA: Selain Pantai, Benteng Martello Wajib Dikunjungi Saat Berlibur ke Pulau Seribu

“Saya kira dengan status Siaga direkomendasikan nelayan dan wisatawan zona aman radius 5 kilometer dari kawah aktif GAK,” ujarnya menjelaskan.

Menurut dia, saat ini GAK dalam periode erupsi yang sebelumnya dominan abu. Kini berubah menjadi tipe strombolian dengan menghasilkan lontaran lava pijar pada 17 April 2022.

Pada tanggal 23 April 2022 sekitar pukul 12.19 WIB teramati lava mengalir dan masuk ke laut.

Karena itu, aktivitas kegempaan GAK selama 1-24 April 2022 dengan gempa letusan, hembusan, tremor harmonik, low frequency, vulkanik dangkal, vulkanik dalam, serta tremor menerus.

Ada Gempa Berkekuatan I MMI

Gempa tektonik dan tektonik lokal sempat terekam peralatan pemantau gunung tersebut. Salah satunya merekam terjadinya gempa terasa dengan kekuatan I MMI.

“Kami minta warga pesisir pantai tetap tenang dan waspada,” katanya.

BACA JUGA: Kenali Pesona Gunung Guntur yang Digadang Jadi Objek Wisata Sekelas Bromo oleh Pemkab Garut

Ia mengatakan berdasarkan pemantauan visual terhadap GAK hembusan asap. Dari kawah berwarna putih dengan intensitas tipis hingga tebal.

Tinggi kolom embusan bervariasi antara 25-3000 meter dari puncak GAK. Namun teramati letusan dengan tinggi antara 50-2000 meter.

Letusan GAK mengeluarkan abu letusan berwarna putih, kelabu, hingga kehitaman yang dominan mengarah ke wilayah Sumur, Panimbang dan Ujung Kulon mengikuti arah angin.

Badan Geologi memetakan seluruh tubuh GAK yang berdiameter lebih kurang 2 kilometer masuk dalam kawasan rawan bencana.

“Saya kira potensi bahaya dari aktivitas GAK itu lontaran material pijar hingga radius 2 kilometer dari pusat erupsi dan bisa menjangkau jarak yang lebih jauh,” katanya.***

Sumber: Antaranews

Pos terkait