Mengenal Kearifan Lokal Masyarakat Kampung Adat Cipta Mulya Sukabumi

Kampung Adat Cipta Mulya
Suasana Kampung Adat Cipta Mulya. (Foto: Iwan)

TURISIAN.com – Sesekali kita coba berwisata ke sebuah kampung adat untuk mengenal kearifan lokal warisan para leluhur. Nah, Sobat Turisian bisa mulai wisata budaya ini dengan mengunjungi Kampung Adat Cipta Mulya.

Tempat wisata budaya ini, berlokasi di Desa Sirna Resmi, Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Sebuah kampung yang masyarakatnya masih tetap menjaga tradisi para leluhurnya. Semua ruang lingkup kehidupan tak lepas dari nilai, prinsip, dan norma warisan para leluhur.

Saat memasuki Kampung Adat Cipta Mulya, kearifan lokal masih sangat terasa dengan nuansa khas pedesaan. Seperti bertemu masyarakat dengan karakter yang lembut dan santun.

Tampak pula deretan bangunan rumah yang masih bergaya tradisional dengan material dominan kayu. Mayoritas masyarakat setempat bermatapencaharian sebagai petani sawah dan huma (ladang).

Kampung Adat Cipta Mulya dipimpin seorang Sesepuh bernama Abah Hendri. Menurut penuturannya, mereka sangat menjaga warisan leluhur dari mulai tatanan masyarakat, mata pencaharian, upacara adat, hingga norma-norma kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Geyser Cisolok, Semburan Air Panas Alami di Sukabumi yang Unik dan Langka

Ada sekitar 40 lebih kepala keluarga di Cipta Mulya ini, mereka kebanyakan bertani dengan tetap menjaga tradisi. Salah satunya ada tradisi Upacara Adat Seren Taun, yang digelar sehabis panen padi. Tujuannnya sebagai bentuk rasa syukur kepada Sang Pencipta dan alam.

Meski menerapkan tradisi leluhur, Abah Hendri mengaku tetap membuka diri dengan menerima tamu atau masyarakat pendatang yang ingin tinggal sementara.

“Selama mereka mengikuti norma di sini, akan kami terima dengan baik. Seperti berpakaian, kami menerapkan aturan setiap tamu laki-laki harus mengenakan iket dan perempuan memakai sinjang. Terutama saat masuk ke Imah Gede, tempat tinggalnya sesepuh adat,” tuturnya saat bertemu di lokasi beberapa waktu lalu.

Prinsip Hidup Masyarakat Cipta Mulya

Kini Cipta Mulya menjadi destinasi wisata budaya dengan aturan adat sangat patuh melebihi peraturan lainnya. Salah satu aturan adatnya, misalnya ada waktu khusus untuk menggiling padi. Jika melanggar aturan ini, maka kualat atau percaya akan datang suatu musibah bagi yang melanggarnya.

Di luar aturan adat itu, banyak nilai-nilai kearifan yang bisa diteladani Sobat Turisian dari Cipta Mulya. Seperti dalam perilaku melestarikan alam, mereka memiliki prinsip dalam memperlakukan alam ataupun tanah. Yaitu “Lamping awian, legok balongan, lebak sawahan, datar imahan”. Artinya, di tebing harus tanam bambu, lembah dijadikan kolam dan sawah, dan tanah yang datar tempat untuk mendirikan rumah.

Baca juga: Kursi Sultan, Wahana Baru Layaknya Kereta Gantung di Situ Gunung Sukabumi

Prinsip yang tersirat dari pepatah di atas sangat bernilai luhur dalam hal pemilihan lahan. Sehingga dapat menjaga keselarasan antara alam dengan cara mereka mempertahankan hidup melalui pengelolaannya terhadap lingkungan.*

 

Pos terkait