TURISIAN.com – Apa yang paling diburu ketika hari raya Lebaran tiba? Pastinya aneka kue kering tradisional. Tentu juga, selain “salam tempel” yang selalu dinanti.
Berbicara tentang ragam kudapan saat lebaran, kira-kira jenis kue kering apa yang sobat Turisian paling suka dan wajib ada di dalam toples?
Yang bertabur gula seperti kue putri salju atau penuh dengan keju seperti kastengels. Semua tentu enak, tapi ragam kue kering tradisional dari penjuru nusantara juga tak kalah enak kok.
Mau tau apa saja? Berikut adalah aneka jenis kue kering yang cocok jadi inspirasi untuk isi toples saat lebaran.
1. Kue Mancho
Kue yang satu ini adalah kebanggaan dari Masyarakat Purbalingga di Jawa Tengah dan juga masyarakat Trenggalek di Jawa Timur.
Cita rasa dari kue mancho sangat unik, perpaduan rasa manis legit dan adonan yang renyah ketika digigit, pokoknya cocok sekali untuk kudapan pendamping minum teh ataupun kopi di pagi hari.
Kue mancho pada dasarnya ada dua jenis, yaitu kue mancho ketan dan kue manco wijen, keduanya terbuat dari adonan tepung beras.
BACA JUGA: Serba Ubi, 5 Lima Kudapan Khas Nusantara Menyambut Ramadhan
Kue mancho ketan berbahan dasar dari tepung beras kemudian dibentuk menyerupai tabung kecil, di bagian tengah kue mancho ketan terdapat rongga yang dilapisi dengan kroto (sejenis beras ketan goreng).
Sementara untuk membedakannya, kue manco wijen dibentuk bulat-bulat kecil, segitiga atau kotak, lalu di bagian tengah dibuat agak kopong.
Nah, biasanya kue manco wijen selalu dilapisi dengan gula merah cair yang kemudian diberi taburan biji wijen.
BACA JUGA: Ini Angkringan Wajib Dicoba Saat Liburan ke Yogyakarta
Makanan Sulawesi Selatan
2. Kue Putu Kacang
Persis seperti namanya, kue asli dari Bugis, Makassar, Sulawesi Selatan ini memang terbuat dari biji kacang hijau yang ditumbuk halus.
Kue kering ini terbilang sebagai kudapan yang cukup sehat, karena biji kacang hijau digoreng kering diatas wajan tanpa menggunakan minyak.
Pada zaman dahulu, masyarakat setempat menumbuk biji kacang hijau dengan menggunakan lesung, yaitu alat tumbuk yang terbuat dari kayu.
Namun kini, untuk menghemat waktu biasanya proses penghalusan biji kacang hijau sudah menggunakan blender.
Tepung kacang hijau lau dicampur dengan gula pasir, lalu dicetak dengan menggunakan cetakan khusus kue putu kacang yang terbuat dari kayu.
Tanpa menggunakan oven, kue yang telah dicetak kemudian hanya perlu dijemur dan dikeringkan dibawah sinar matahari sampai teksturnya mengeras.
BACA JUGA: 7 Kuliner Khas Ramadhan Berbagai Daerah di Indonesia
Kudapan Khas Magelang
3. Unthuk Cacing
Dari namanya, kue kering yang satu ini memang terdengar agak nyentrik.
Tapi percayalah, kudapan khas ala warga Magelang ini sangat digemari dan paling diburu ketika hari raya Idul Fitri tiba.
Memiliki tekstur empuk dengan citarasa yang manis sedikit gurih dan renyah ketika digigit.
Bentuknya menyerupai gundukan tanah dari sarang cacing, inilah sebabnya kue tradisional ini dinamakan unthuk cacing.
Cara membuatnya pun terbilang cukup mudah, telur kocok dicampur dengan tepung terigu, lalu uleni sambil dicampur dengan santan kelapa.
Kemudian dibentuk dengan menggunakan tangan lalu digoreng hingga berwarna coklat agak kemerahan.
BACA JUGA: Sederet Tradisi di Indonesia Menyambut Bulan Suci Ramadhan
4. Kue Sagon
Mari bernostalgia dengan citarasa yang telah melegenda dari kudapan khas warga Betawi.
Kue ini terbuat dari tepung beras ketan yang kemudian disangrai terlebih dahulu diatas api sedang.
Kemudian hasil sangrai tersebut dicampur bersama dengan kelapa parut, inilah mengapa kue sagon memiliki citarasa manis gurih dan nagih.
Taburan kelapa yang terdapat di dalam adonan pun menimbulkan bau harum yang unik.
Masyarakat betawi biasa menyajikan kue sagon untuk hari raya Idul Fitri dan hari-hari besar lainnya.
Saat ini, sobat turisian bisa menikmati kue sagon dalan aneka variasi selain bentuk yang pipih dan bulat.
Ada juga penjual yang menjajakan kue sagon dengan bentuk yang lebih tebal.
Cocok sekali untuk menjamu kerabat yang datang ke rumah di saat lebaran, sambil ditemani dengan secangkir kopi atau teh hangat. ***