TURISIAN.com – Ketika kita berbicara soal Sulawesi, 3 destinasi wisata makam kuno ini merupakan bagian tang tak terpisahkan.
Tana Toraja tentu tidak bisa dihilangkan dari salah satu destinasi wisata yang paling diminati itu.
Seperti tradisi ritual kematian di Tana Toraja yang bukan hanya menarik bagi wisatawan lokal di Sulawesi Selatan saja, melainkan juga mampu menyedot perhatian dunia.
Sebab ritual kematian Tana Toraja adalah kekayaan tradisi yang masih lestari hingga kini. Sehingga menjadi salah satu destinasi wisata makam kuno yang diminati traveler.
BACA JUGA: Pencabutan Aturan Test PCR Belum Dongkrak Kunjungan Wisatawan
Yang lebih menarik, ritual kematian di Tana Toraja tidak sepenuhnya menegangkan dan berbau mistis.
Karena, hal tersebut juga dibungkus dengan tradisi leluhur khas Sulawesi lainnya yang dijamin akan menambah daya tarik serta keseruan bagi penikmat sejarah.
Bagi kamu yang ingin mengunjungi Sulawesi, khususnya Tana Toraja, pastikan kamu juga mengunjungi beberapa destinasi makam kuno kebanggaan warganya.
BACA JUGA: Berjumpa Kera Hitam dan Tarsius di Cagar Alam Tangkoko Bitung
Dikutip Turisian.com– dari Instagram @pesona.indonesia pada Selasa, 8 Maret 2022, berikut adalah 3 destinasi wisata makam kuno Tana Toraja untuk melengkapi adrenalin petualanganmu dalam berwisata:
Wisata Batu Lemo
1.Lemo, Makale
Saat kamu mengunjungi Lemo Makale atau objek wisata Batu Lemo, kamu akan disajikan dengan tampilan yang tidak biasa dari makam yang yang biasanya kamu lihat.
Akan nampak dengan jelas, jajaran peti mati yang diletakkan di dalam dinding tebing batu kapur.
Prosesi penguburan dilakukan dengan melubangi batu kapur di tebing bukit tersebut.
Hal yang juga menarik dari proses ini adalah, lubang untuk penguburan masih dilakukan dengan cara manual, yakni dipahat.
BACA JUGA: Kalian Wajib Mampir, Ini 5 Destinasi Wisata Lombok yang Sedang Ngehits
Biasanya, dalam satu lubang makam bisa diisi oleh satu keluarga, kemudian makam tersebut cukup ditutup dengan tutup yang terbuat dari kayu.
Situs wisata makam Batu Lemo termasuk ke dalam situs yang sudah cukup tua dan masih lestari hingga kini.
Sebab, diperkirakan kawasan pemakaman asli Tana Toraja ini sudah ada sejak sekitar abad ke-16.
Kala itu, makam Batu Lemo dikhususkan sebagai tempat persemayaman bagi para kepala suku Toraja.
Ketika menelusuri kawasan ini, para wisatawan akan melihat puluhan tau-tau.
Replika Orang-orang Yang Sudah Meninggal
Yakni, patung replika dari orang-orang yang telah meninggal dunia dan bersemayam di Batu Lemo.
Untuk menginjakkan kaki di Batu Lemo, kamu harus menempuh setidaknya 8 jam perjalanan dari Makassar.
2.Goa Londa, Sanggalangi
Berlokasi 7 KM dari Selatan Rantepao, lebih tepatnya di Desa Sandan Uai Kecamatan Sanggalangi, Toraja utara.
BACA JUGA: Lombok Beberkan 13 Wisata Ramah Perempuan, Apa Saja?
Perjalanan dari Makassar ke situs bersejarah ini memakan waktu kurang lebih 8-9 jam dengan kendaraan pribadi.
Namun, apabila dari Pusat Kota Rantepao, ada banyak layanan jasa transportasi konvensional seperti, ojek, becak motor hingga mobil sewaan.
Londa sendiri merupakan goa yang murni terbentuk oleh alam yang diperuntukkan khusus untuk menyimpan jenazah para leluhur Toraja serta keturunannya.
Di Goa Londa Sanggalangi, peti jenazah tidak dikuburkan, tetapi hanya diletakkan begitu saja.
Maka, jangan heran jika saat kamu berkunjung, kamu menemukan ada banyak tengkorak serta peti mati yang berumur ratusan tahun di sana.
BACA JUGA: Visa On Arrival Khusus Wisata ke Bali Resmi Dibuka bagi WNA dari 23 Negara
Kendati demikian, banyak wisatawan yang mengatakan bahwa, goa ini tidak berbau mayat sama sekali.
Nantinya, akan ada pemandu wisata lengkap dengan petromaks yang akan menyambutmu di mulut goa.
Cukup membayar Rp 25.000 per orang untuk menyewa jasa pemandu wisata tersebut.
Peti Jenazah
Pemandangan yang jarang ditemukan seperti tau-tau serta erong (peti jenazah) khusus bangsawan pun bisa kamu jumpai di sini.
Hal yang menarik dari penempatan erong adalah, semakin tinggi letak petinya, maka semakin tinggi pula derajat bangsawan tersebut semasa hidupnya.
3. Suaya, Sangalla
Di sinilah jenazah dari jajaran Raja Sanggala yang terdahulu disemayamkan.
Nampaknya, tradisi memakamkan di bebatuan bukit telah umum dilakukan masyarakat Toraja sejak dulu.
Karena, para Raja Sangalla pun dimakamkan dengan cara demikian, yakni di sisi cadas bukit granit ini.
BACA JUGA: Pemerintah Putuskan Wisatawan Mancanegara Bebas Karantina
Bila beruntung, kamu dapat juga menyaksikan secara langsung ritual Ma Peliang.
Yakni, ritual proses pemindahan jenazah agar didekatkan dengan makam pasangannya.
Sementara itu, jarak Suaya dari Kota Makale berkisar 10 Km dengan estimasi waktu tempuh 45 menit lamanya.
Hal yang menarik lainnya adalah, destinasi ini tidak memungut tarif tiket masuk bagi wisatawan yang ingin berkunjung.
Pelancong hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 5.000 hingga Rp 10.000 untuk parkir kendaraan. ***