TURISIAN.com – Pernah ngebayangin nggak, kalau daerah tempat tinggal kalian tiba-tiba ada hamparan es ?
Apa hal pertama yang akan kamu lakukan? Pasti kamu akan terpana sesaat. Lalu pikiran kamu akan berimajinasi. Seolah-olah mesin waktu sudah memindahkan kamu ke salah satu negara Eropa itu.
Daun yang biasanya hijau, berubah pucat, membeku, berselimut es. Begitupun dengan rerumputan, semua berubah memutih.
Well, ini bukan bagian dari kisah kartun Disney yang biasa kamu tonton pada layar televisi. Hal itu nyata, dan sedang terjadi pada kawasan dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Saatnya Menikmati Salju pada Dataran Tinggi Dieng, Ini yang Harus Dipersiapkan
Apa saja fakta yang terjadi disana?
1. Merupakan Fenomena Alam Musiman
Fenomena embun yang membeku, atau oleh masyarakat sekitar Dieng menyebutnya dengan bun upas. Sebuah, fenomena musiman yang biasanya terjadi saat musim kemarau.
Saat bun upas terjadi, kawasan sekitar dataran tinggi Dieng terselimuti kabut tebal dan embun es.
Aktifnya Monsun Australia menjadi salah satu faktor penyebab munculnya embun es. Dan mengakibatkan penurunan temperatur udara yang signifikan.
Fenomena ini biasanya terjadi sekitar bulan Juli hingga Agustus. Pas banget nih, buat kamu yang punya rencana untuk berkunjung ke sana dalam waktu dekat.
BACA JUGA: 7 Tempat Wisata di Dataran Tinggi Dieng yang Memesona, Menarik untuk Dikunjungi!
Fenomena Embun Es
2. Menjadi Daya Tarik Wisata
Bun upas memang termasuk fenomena alam yang biasa terjadi di Dieng. Namun, bagi wisatawan yang datang ke sana dan baru pertama kali menyaksikannya.
Hal ini menjadi daya tarik tersendiri. Mereka penasaran ingin mengetahui fenomena embun es yang melanda Dieng.
Dapat dipastikan, pemandangan yang tak biasa itu, menjadi objek utama yang diburu para wisatawan untuk diabadikan.
Mulai dari rumput, tanah, pepohonan, hingga kawasan Candi Arjuna yang terletak di Dieng pun memutih, diselimuti embun es. For your information Guys, bun upas ini bisa kamu jumpai sekitar pukul 05.00 hingga 07.00 di pagi hari.
BACA JUGA: Bukit Asmara Situk , Wisata Banjarnegara yang Menggoda Adrenalin
3. Disebut juga Embun Beracun
Tahukah kamu, Guys? Istilah bun upas yang diberikan oleh masyarakat sekitar Dieng, ternyata mempunyai arti embun beracun.
Bukan tanpa alasan mereka menyematkan istilah itu. Di balik keindahan fenomena bun upas, ternyata ia menjadi momok menakutkan bagi para petani.
Bagaimana tidak, bun upas itu dapat membunuh tanaman perkebunan seketika itu juga.
BACA JUGA: 7 Makanan Khas Lebaran yang Ikonik dan Populer di Indonesia
Resiko Kesehatan Bagi para Wisatawan
Meskipun tipis, embun es tersebut dapat menyebabkan bibit tanaman menjadi menguning dan mati.
Selain itu, suhu ekstrem yang melanda kawasan Dieng ini, membawa sejumlah risiko kesehatan bagi masyarakat lokal dan wisatawan.
Beberapa gangguan kesehatan yang mungkin terjadi adalah hipotermia, radang paru-paru, hingga kerusakan jaringan.
4. Kemunculannya Harus Diburu
Meskipun BMKG sudah memberikan prediksi kemunculan bun upas pada puncak musim kemarau. Yaitu Juli hingga Agustus. Namun tidak setiap hari kamu bisa menemukan bun upas.
BACA JUGA: Inspirasi Aneka Kue Kering Tradisional, Cocok untuk Isi Toples Lebaran
Tapi Sobat Turisian, jangan khawatir. Beberapa parameternya bisa menjadi acuan petunjuk. Jika suhu siang hari rata-rata turun pada kisaran 10-12 derajat Celcius, maka pada dini hari suhu akan turun lagi.
Kisarannya sampai lima derajat Celcius. Saat itulah, embun es berpotensi muncul pada bagian Dieng.
Menarik ya, Guys? Pastikan kamu membawa perlengkapan yang memadai ketika berkunjung ke sana ya.
Jangan lupa juga untuk mengabadikan momen langka yang terjadi. Selamat menikmati Dieng! ***