TURISIAN.com – Yogyakarta memiliki banyak sekali tempat tersembunyi yang menyimpan ragam pilihan berburu Oleh-oleh antik.
Jika sobat Turisian mau sejenak berkeliling, maka akan dengan mudah menemukan sejumlah tempat yang menawarkan aneka jenis oleh-oleh barang antik dengan harga yang lebih miring di Yogyakarta.
Terlebih bila ingin mencari pilihan oleh-oleh barang antik selain di Malioboro yang memang kerap penuh sesak oleh para wisatawan yang berlibur ke Yogyakarta.
Dikutip TURISIAN.com- dari tripzilla.id pada Senin, 18 April 2022, maka pilihan pusat aneka barang antik berikut bisa dijadikan tujuan berwisata kalian ketika mencari ragam benda estetik di Yogyakarta.
BACA JUGA: Bandara Yogyakarta Buka Penerbangan Internasional, Catat Tanggalnya
1. Pasar Senthir
Diibaratkan sebagai pasar loak-nya Yogyakarta, Pasar Senthir berlokasi di sekitaran area parkir Beringharjo. Disini juga tempat berburu oleh-oleh.
Wisatawan yang datang ke tempat ini akan melihat sejumlah pedagang yang menggelar dagangannya di atas tikar.
Nama senthir sendiri diambil karena menurut warga setempat pada jaman dahulu para pedagang di sini mengandalkan penerangan dari lampu senthir.
Terutama, untuk menerangi barang dagangannya, maka terlahirlah nama Pasar Senthir.
Bagi para kolektor barang antik, destinasi wisata yang satu ini sangat wajib kalian kunjungi. Selain karena pilihannya cukup beragam, harga yang ditawarkan juga tergolong sangat ramah di kantong.
Aneka barang antik seperti buku, majalah atau komik tempo dulu hingga ragam jenis handphone, onderdil motor, mobil , uang koin hingga kaset klasik juga lengkap tersedia disini.
Pasar ini buka setiap hari mulai pukul 19.00 hingga 24.00, maka sangat cocok bagi kalian yang ingin merasakan sensasi berwisata di malam hari khas Yogyakarta.
BACA JUGA: Rekomendasi 8 Kuliner Malam di Yogyakarta
Berubah Dratis Setelah Direnovasi
2. Pasar Klithikan
Banyak yang tidak menyangka bahwa Pasar Klithikan pada awalnya merupakan pasar hewan di Yogyakarta.
Setelah pasar hewan tersebut berpindah lokasi ke Ambarketawang Gamping. Kemudian barulah tempat tersebut direnovasi oleh pemerintah setempat. Sekaligus mempercantik diri untuk menjajakan sejumlah barang antik.
Diresmikan pada 11 November 2007 oleh Menteri UKM dan Koperasi kala itu yakni Suryadharma Ali.
Semenjak direnovasi total, penampilan Pasar Klitikan berubah drastis dan tertata dengan rapi.
Setidaknya terdapat 21 kios dan 720 pedagang los di atas bangunan seluas 6.382 meter persegi ini.
BACA JUGA: 8 Kuliner Tersembunyi di Yogyakarta Ini Bikin Nagih Lho Gaes…
Aneka barang bekas hingga barang-barang antik yang usianya sudah cukup tua bisa dengan mudah kalian temukan di sini.
Mulai dari onderdil atau sparepart kendaraan, sepatu, aneka ragam hasil konveksi, helm, aneka jenis botol. Hingga alat-alat hobi seperti jam dinding, lampu gantung kuno dan lain sebagainya.
Nampaknya pemerintah Yogyakarta sangat serius ketika merenovasi tempat in. Karena kini Pasar Klithikan telah dilenggapi dengan sejumlah sarana penunjang yang akan semakin membuat para wisatawan merasa nyaman.
Dari titik Nol Malioboro
Seperti diantaranya tersedia tempat untuk beribadah, lahan parkir yang luas, toilet, tempat pelayanan kesehatan, mesin Anjungan Tunai Mandiri hingga kantor pengelola yang berlokasi di sekitaran pasar.
Inilah yang menjadi alasan para pedagang yang semula menggelar dagangannya di pinggir jalan yang dulu tidak beraturan. Kini dengan senang hati menempati bangunan pasar yang sudah dilengkapi dengan ragam fasilitas. Apalagi setelah banyak yang berburu oleh-oleh disini.
Dengan demikian, mereka bisa menempati bangungan pasar yang memadai ditambah dengan fasilitas memadai serta memiliki status hukum yang jelas.
BACA JUGA: Kuliner Ekstrem Khas Indonesia, Berani Coba?
Berlokasi di Jalan HOS Cokroaminoto Nomor 84 Kuncen Yogyakarta, jika kalian bertolak dari titik Nol Malioboro, maka cukup ambil arah menuju Barat dengan melewati jalan KH, Ahmad Dahlan kemudian lurus terus hingga bertemu dengan perempatan lampu merah, lanjutkan hingga melewati Jalan RE Marthadinata dan bertemu dengan perempatan Wirobajan dan setelah itu hanya perlu belok ke arah Utara sekitar kurang lebih 700 meter.
Bagi wisatawan yang memiliki penglihatan cukup jeli, akan bisa menemukan sejumlah kios yang menyajikan hidangan cukup ekstrem seperti darah ular kobra, berani mencoba?
Menelusuri pasar dengan aneka barang unik itu seperti perjalanan menelusuri lorong waktu dengan sajian pemandangan serba tempo dulu.
***