Saksikan Festival Gondang Naposo, Event Unik Khas Jodoh Khas Sumut

Festival Gondang Naposo
Sepasang muda-mudi sedang menari dalam festival Gondang Naposo. (Instagram.com / @nazar_tobatak)

TURISIAN.com – Sejumlah daerah di Indonesia akan menggelar event-event seru pada bulan Aprill 2022, salah satunya Festival Gondang Naposo dari Sumatra Utara.

Festival Gondang Naposo sendiri adalah event tahunan khas masyarakat Sumatra Utara yang kali ini akan diselenggarakan di Samosir mulai tanggal 16 hingga 17 April 2022.

Pemerintah, melalui akun Instagram @kemenparekraf.ri mengajak masyarakat Indonesia untuk bisa memeriahkan festival Gondang Naposo yang akan dilangsungkan bertepatan dengan bulan Ramadhan tersebut.

Bagi kalangan masyarakat umum, Gondang Naposo kerap disebut juga sebagai festival unik untuk mencari jodoh, namun ternyata perlu diketahui bahwa Gondang Naposo memiliki arti yang lebih dalam khususnya bagi masyarakat Sumatera Utara.

BACA JUGA: Makan Seperti Raja di Rumah Makan Belitong Timpo Duluk, Mau?

1. Makna Gondang Naposo Bagi Warga Sumatra Utara

Dikutip TURISIAN.com dari repositori.usu.ac.id pada Minggu, 3 April 2022, Gondang Naposo merupakan pesta muda-mudi masyarakat Batak Toba yang sekaligus menjadi sarana untuk membina hubungan antar sesama generasi muda.

Bagi masyarakat Batak Toba, kata gondang mengandung banyak arti. Seperti sebuah ansambel musik, repertoar, komposisi, upacara atau aspek dari rangkaian upacara.

Sementara, kata gondang dalam Gondang Naposo bisa diartikan sebagai giliran para kaum muda-mudi. Khususnya, untuk menari atau manortor di dalam sebuah acara atau upacara tertentu.

Ini adalah salah satu festival yang paling dinantikan oleh kaum muda-mudi Batak Toba. Dalam acara tersebut, biasanya muda-mudi dari berbagai desa turut diundang. Mereka dimina untuk bisa berpartisipasi dalam acara Gondang Naposo.

Acara ini juga mereka manfaatkan untuk bisa berkenalan dengan satu sama lain melalui acara tortor.

Khusus dalam festival Gondang Naposo, arti tortor bagi masyarakat Batak Toba bisa berfungsi sebagai ajang melepas rindu, dan dalam kehidupan bermasyarakat melambangkan arti kegembiraan, kesedihan, perjuangan hidup hingga pengharapan.

BACA JUGA: Mencicipi Pa’Piong, Kuliner Unik Khas Tana Toraja

Desa Serdang

2. Waktu Pelaksanaan Gondang Naposo

Jaman dahulu, festival rakyat ini kerap digelar ketika terang bulan, atau dalam bahasa setempat disebut juga rondang bulan, biasanya waktu tersebut berdekatan dengan masa setelah panen selesai.

3. Peserta Gondang Naposo

Meskipun Gondang Naposo identik dengan festivalnya kaum muda-mudi, namun pada dasarnya festival ini tidak semata-mata urusan muda-mudi saja.

Justru campur tangan dari para orang yang dituakanlah yang bisa memberi peluang kepada anak-anak mereka untuk bisa bergembira.

Seperti contohnya yang terjadi di Desa Serdang, dimana kaum muda setempat melakukan pengutipan beras ke setiap rumah, dengan tujuan untuk menghormati orang tua sekaligus untuk meminta restu bahwa festival Gondang Naposo akan segera dilakukan.

4. Gelaran Festival

Orang tua bersama muda-mudi akan menari bersama. Kemudian dilanjutkan dengan kata-kata sambutan serta wejangan dari orang tua kepada kaum muda-mudi dalam festival tersebut.

Lalu, setelah acara manggalang pargonsi dan mambuat tua ni gondang rampung. Akan dilanjutkan dengan menari bersama oleh orang tua dan seluruh muda-mudi yang menjadi panitia.

Barulah setelah itu, acara bisa diserahkan sepenuhnya kepada para muda-mudi atau naposo yang mengikuti festival.

Meskipun demikian, orang tua akan tetap memantau jalannya acara selama gelaran Gondang Naposo berlangsung, tujuannya agar acara tersebut tidak melenceng dari aturan serta etika kesopanan maupun ketertiban.

BACA JUGA: Rekomendasi 8 Kuliner Malam di Yogyakarta

Pulau Samosir

5. Pengaruh Modernisasi Terhadap Gondang Naposo

Dahulu, musik pengiring untuk gelaran ini adalah Gondang Sabagunan, yang terdiri dari serangkaian instrumen setempat seperti Taganing, Gordang, seperangkat Ogung, Sarune serta Hesek.

Namun, kini yang dipakai adalah Sulkibta yakni Sulim, Kibot, Taganing serta saxophone.

Kendati mengalami perubahan, masyarakat setempat percaya bahwa masih ada nilai-nilai budaya yang bisa tetap bertahan hingga saat ini.

Diantaranya adalah, tata cara menari atau manortor, fungsi acara Gondang Naposo secara keseluruhan, serta maminta gondang.

Melalui festival Gondang Naposo yang akan diselenggarakan di pertengahan bulan April 2022 ini. Sobat Turisian bisa menikmati sajian budaya khas Batak. Sekaligus menikmati keindahan panorama Danau Toba dari Pulau Samosir.

Memperluas wawasan tentang warisan budaya sekaligus memanjakan mata dengan panorama alam yang ada, akan menjadi pengalaman yang menyenangkan.

***

Pos terkait