TURISIAN.com – Sebuah langkah konkret untuk mempererat hubungan Indonesia dan Tiongkok di bidang pendidikan dan pariwisata resmi dimulai di Denpasar.
Minggu siang, 1 Juni 2025, Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali meresmikan “China Center”. Sebuah pusat pengembangan sumber daya manusia pariwisata sekaligus ruang kolaborasi lintas budaya.
Pendirian pusat ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman (MoU) yang diteken Presiden Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang.
Penandangan MoU itu telah dilaksanakan di Istana Kepresidenan Jakarta beberapa waktu lalu.
Kolaborasi tersebut kini diwujudkan lewat kemitraan Poltekpar Bali dengan Jiangxi Science and Technology Normal University.
Sementara itu, Direktur Poltekpar Bali, Ida Bagus Putu Puja, menyebut peresmian China Center sebagai tonggak penting kerja sama internasional bidang pendidikan vokasi.
“Kami sambut dengan antusias. Ini wujud nyata sinergi dalam memperkuat kompetensi SDM pariwisata Indonesia,” ujar Puja dalam sambutannya.
Acara peresmian juga dihadiri pejabat Pemerintah Provinsi Jiangxi dan delegasi universitas mitra.
Mereka menyaksikan penandatanganan nota kesepakatan (MoA) antara dua institusi pendidikan tersebut.
Sedangkan, China Center diharapkan menjadi wadah penguatan pendidikan dan pelatihan, pertukaran budaya.
Termasuk, integrasi industri, serta konsultasi informasi tentang Tiongkok.
BACA JUGA: Kota Bandung dan Kota Xi’an Tiongkok Jajaki Kerjasama di Bidang Pariwisata
Sivitas akademika Poltekpar
Tidak hanya untuk sivitas akademika Poltekpar, layanan ini juga terbuka bagi masyarakat umum.
“Kami optimistis pusat ini bisa menjadi jembatan penghubung budaya dan pendidikan, serta memperluas kerja sama di masa depan,” kata Puja.
Sementara, Lu Xiaoqing, Menteri Departemen Propaganda Partai Komite Provinsi Jiangxi, menyebut kerja sama ini sebagai cerminan hubungan erat kedua negara yang terus berkembang.
“Presiden Xi Jinping pernah menegaskan, persahabatan antarnegara bertumpu pada hubungan antarmasyarakat,” ujar Lu.
Ia berharap warga Bali dan Jiangxi saling mengunjungi dan menjalin keakraban seperti sahabat lama.
Senada dengan itu, Deputi Bidang SDM dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata, Martini Mohamad Paham, menekankan pentingnya penguatan kapasitas SDM.
Khususnya, dalam mendukung pariwisata berkelanjutan.
“Apalagi Tiongkok merupakan salah satu penyumbang wisatawan terbesar ke Indonesia,” katanya.
Data Kemenparekraf mencatat, sepanjang 2024, jumlah wisatawan asal Tiongkok mencapai 1,19 juta kunjungan, naik 52 persen dari tahun sebelumnya.
Pada kuartal pertama 2025, jumlahnya menyentuh angka 279.040 kunjungan. Naik tipis 1,15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Dengan hadirnya China Center, pemerintah berharap sinergi pendidikan dan budaya ini mampu memperkuat posisi Indonesia sebagai destinasi wisata kelas dunia.
Turut hadir dalam acara peresmian: Konsul Jenderal Tiongkok di Denpasar Zhang Zhieng, Anggota DPD RI Abraham Paul Liyanto.
Kemudian, Bupati Belu Willybrodus Lay, pejabat Kementerian Pariwisata, dan para pimpinan perguruan tinggi dari wilayah Nusa Tenggara. ***