TURISIAN.com – Sobat Turisian pecinta wisata sejarah mesti coba menengok situs bersejarah Benteng Trumon di Aceh Selatan. Sebuah peninggalan sejarah dari masa kejayaan Kerajaan Trumon di Aceh.
Lokasi benteng bersejarah tersebut cukup strategis, berada sekitar 100 meter dari pinggir pantai. Terletak di Desa Keude Trumon, Kecamatan Trumon, Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh. Berjarak sekira 92 km dari Ibu Kota Tapaktuan. Atau kurang lebih 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan bermotor.
Begitu tiba di kawasan Benteng Trumon tersebut, Sobat Turisian bisa melihat pemandangan luas yang tіdаk terhalang sedikitpun. Sungguh terasa hеmbuѕаn angin dаrі Samudra Hіndіа.
Tampak pula puluhan bаtаng kelapa di sekelilingnya mеnjulаng tеgаk di atas tanah bekas Kеrаjааn Trumоn. Nуіurnуа melambai, mеngundаng siapa pun yang dаtаng untuk mendengar kisah masa kejayaan Kerajaan Trumon masa lalu.
Meskipun Benteng Trumon ini masih berdiri kokoh, namun ada beberapa bangunan yang sudah hancur di makan usia. Saat masuk benteng tersebut, terlihat dua gerbang yang terletak di sebelah sudut kanan dan kiri, siap menyambut Sobat Turisian.
Lalu kalian akan melihat jelas lubang-lubang mengelilingi benteng yang dulunya berfungsi sebagai tempat meriam. Jumlah lubang tersebut sebanyak 32 buah. Hanya saja sejumlah meriam itu sudah hancur, hanya rantai besi untuk pengait meriam yang tersisa, bahkan ada yang sudah berganti tempat.
Baca juga: Tari Guel Aceh Padukan Seni Tari, Sastra, dan Musik dengan Filosofi yang Tinggi
Sementara, lubang yang lebih kecil berfungsi sebagai lubang intip atau teropong untuk mengetahui di mana posisi musuh berada. Melihat hal ini, jelas fungsi Benteng Trumon sebagai tempat berlindung dari penyerangan. Namun di dalam benteng juga sering berlangsung kegiatan adat zaman kerajaan.
Sejarah Pembangunan Benteng
Mengutip dari laman acehtourism.travel, juru kunci di sana menyebutkan, dari sejarahnya pembangunan Benteng Trumon berlangsung di masa pemerintahan Raja Fansurna Alamsyah. Raja ini terkenal juga dengan sebutan Teuku Raja Batak.
Raja Fansurna Alamsyah merupakan raja ketiga Kerajaan Trumon. Menggantikan ayahnya yang bernama Teuku Raja Bujang yang sebelumnya menerima tahta dari kakeknya, yaitu Teuku Djakfar.
Pada masa itu, Kerajaan Trumon sangat maju dari segi perdagangan. Terutama sebagai penyuplai rempah berupa lada dan cengkeh. Hasil bumi itu mereka ekspor ke berbagai tempat, bahkan sampai ke luar negeri. Tak heran kalau nama Trumon mendapat perhatian dari bangsa lain, seperti, Eropa, Asia kecil, India, dan China.
Salah satu bukti kekuatan ekonomi Kerajaan Trumon kala itu dapat Sobat Turisian lihat dari keberadaan bangunan mirip bunker yang terdapat di dalam Benteng Trumon. Bunker tersebut sesungguhnya merupakan tempat percetakan mata uang yang berlaku di negeri ini. Serta menjadi alat tukar yang sah dengan pihak lain.
Mata uang tersebut berbentuk koin yang perkiraannya berbahan mulai dari emas, perak, hingga perunggu. Di tengahnya tertulis Negeri Trumon. Bunker yang dugaannya sebagai tempat percetakan uang itu masih berdiri kokoh, hanya saja bagian dalamnya sudah banyak yang hancur.
Baca juga: Bur Telege, Spot Wisata Perbukitan di Aceh Tengah yang Asri dan Sejuk
Di samping itu, di sekitar Benteng Trumon juga terdapat makam Kerajaan Trumon yang sudah mengalami pemugaran lengkap dengan musala. Sehingga Sobat Turisian bisa menyempatkan waktu untuk berziarah di makam ini.
Berbekal nilai sejarah yang tinggi, benteng ini juga masuk ke dalam nominasi Anugerah Pesona Indonesia (API) Awards 2022 pada kategori situs sejarah.*
Sumber & Foto: acehtourism.travel