Ribuan Wisatawan Terjebak di Labuan Bajo Akibat Erupsi Gunung Lewotobi

Ribuan Wisatawan Terjebak
Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Dok.Kemenparekraf)

TURISIAN.com – Hampir memasuki waktu sepekan, sejak Sabtu, 9 November 2024, ribuan wisatawan terjebak di Labuan Bajo sehingga memaksa memperpanjang masa tinggal mereka.

Hal disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menutup Bandara Komodo, yang menjadi akses utama keluar-masuk Labuan Bajo,

Penutupan tersebut, akibat abu vulkanik pasca-erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

Sementara itu, abu vulkanik yang terus menyelimuti kawasan tersebut membuat pihak bandara belum dapat membuka penerbangan hingga situasi benar-benar kondusif.

BACA JUGA: Kemenparekraf Aktifkan Crisi Center, Pantau Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki

Seperti disampaikan dalam unggahan akun resmi Bandara Komodo di Instagram pada Rabu, 13 November 2024. Dimana,  pihak bandara berharap dapat segera membuka kembali operasional saat kondisi mengizinkan.

Namun, hingga malam harinya, evakuasi wisatawan masih berlangsung. Meninggalkan sebagian besar wisatawan terdampar di pulau yang terkenal dengan keindahan alamnya ini.

Wisatawan Asal Bali

Sedangkan, bagi Yohanes Arif, seorang wisatawan asal Bali, pengalaman terjebak di Labuan Bajo membawa cerita tersendiri.

Tiba sejak Senin, 11 November 2024, ia sempat kebingungan ketika agenda liburannya telah selesai namun tak ada sarana transportasi untuk pulang.

BACA JUGA: Penerbangan Langsung AirAsia Rute Kuala Lumpur-Labuan Bajo Resmi Dibuka

“Lumayan juga harus keluar uang lebih untuk tambahan penginapan dan makan sehari-hari,” katanya kepada awak media.

Beruntung, Yohanes memiliki keluarga di Labuan Bajo, sehingga mobilitasnya lebih mudah dibandingkan wisatawan lainnya.

Dengan penerbangan tak bisa diakses, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan turun tangan. Yakni,  mengerahkan 73 kapal bantuan untuk mengangkut wisatawan keluar dari Labuan Bajo menuju pelabuhan-pelabuhan terdekat.

Evakuasi laut yang dimulai pada Rabu malam, 13 November 2024, ini berhasil memulangkan 1.668 wisatawan. Termasuk Yohanes yang akhirnya bisa kembali ke Bali.

BACA JUGA: Bupati Wakatobi Bertekad Ciptakan Banyak Desa Wisata, Ada Dukungan Kemenparekraf

Upaya pemerintah menangani dampak bencana alam ini patut diapresiasi.

Meski Bandara Komodo masih belum beroperasi, harapan untuk segera terhubung kembali terbuka lebar.

Di sisi lain, kisah para wisatawan yang bertahan di tengah bencana alam menjadi pengingat akan kekuatan alam yang tak bisa selalu diprediksi. ***

Pos terkait