Buntut Kecelakaan Bus Pariwisata, Mengelola Study Tour yang Baik Menjadi Penting

Mengelola Study Tour
Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin (kemeja putih) menyalami keluarga korban kecelakaan bus maut yang dirawat di RSUD Subang, Minggu 12 Mei 2024 dini hari. Foto: Turisian.com/Dok. Humas Jabar

TURISIAN.com – Mengelola study tour dengan baik adalah sebuah kunci penting dalam memastikan keamanan dan kesuksesan perjalanan.

Demikian disampaikan Ketua II DPD Perhimpunan Taman Rekreasi Indonesia (Putri) Jawa Barat, Nana Mulyana ketika dihubungi Turisian.com, Senin 13 Mei 2024.

Nana dimintai tanggapannya terkait Surat Edaran (SE) yang dikeluarkan Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin. Yakni,  terkait himbauan untuk beriwisata di daerah masing-masing.

Sedangkan SE itu diterbitkan buntut dari kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan rombongan study tour SMK Lingga Kencana Depok, Sabtu 11 Mei 2024 lalu.

BACA JUGA: Rekomendasi 5 Objek Wisata Favorit Saat Berlibur ke Subang

Dalam peristiwa kecelakaan tersebut sebanyak 11 orang dinyatakan meninggal dunia dan puluhan lainnya harus mendapatkan perawatan serus di Rumah Sakit Subang.

Menurutnya, penting bagi institusi pendidikan, terutama sekolah, untuk tidak mengurangi anggaran pada aspek-aspek krusial seperti transportasi.

“Study tour adalah investasi dalam membangun kekompakan dan kerja tim yang solid. Hal ini memiliki manfaat yang luar biasa,” jelasnya.

BACA JUGA: Wisata ke Bandung Utara, Apa Saja Yang Bisa Dinikmati ?

Bekerjasama dengan Asosiasi Perjalanan

Namun demikian, Nana mengingatkan  pentingnya mekanisme pengelolaan yang aman. Dia menyarankan agar sekolah bekerjasama dengan asosiasi atau biro perjalanan.

Tujuannya, yakni untuk dapat memastikan keberangkatan dan kepulangan yang terjamin, bahkan termasuk asuransi.

“Kita perlu menghindari pengelolaan mandiri yang bisa membawa risiko, terutama karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan dalam hal ini,” tambahnya.

BACA JUGA: Taman Wisata Alam Capolaga Subang, Sajikan Wahana Lengkap yang Bikin Betah

Pada sisi lain, Nana menyoroti potensi peningkatan pendapatan daerah (PAD) melalui “cross-selling” antar daerah, yang dapat menjadi solusi bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Namun, dia juga menekankan perlunya peningkatan dalam penyelenggaraan study tour itu sendiri.

“Kita perlu memastikan bahwa yang dilakukan bukan sekadar tur biasa yang menguras energi dan anggaran,” paparnya.

BACA JUGA: Curug Ciangin Cibeusi, Masuk Kandidat 75 Besar ADWI 2023

Sementara itu, Nana juga mengajukan saran bagi pemerintah daerah. Khususnya Dinas Pariwisata dan Perhubungan, untuk melakukan sertifikasi dan uji kompetensi bagi para pengemudi bus pariwisata.

Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan dan keamanan bagi wisatawan.

“Betapa pentingnya mengelola study tour yang baik dan aman, serta perlunya kerjasama antara berbagai pihak untuk mencapai hal tersebut,” paparnya. ***

Pos terkait