Meriahnya Atraksi Kerbau di Sawah Jembrana Subak Tegalwani, Begini Lombanya

Subak Tegalwani
Lomba balap kerbau atau yang dikenal dengan makepung lampit di di areal persawahan Subak Tegalwani Pangkung Jajung Cibunguran, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Bali. (Instagram/@sanda_plantation_hideaway)

TURISIAN.com – Dalam suasana pagi yang cerah di Subak Tegalwani Pangkung Jajung Cibunguran, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, Bali, ribuan penonton hiruk-pikuk, Minggu 26 November 2023.

Mereka bersorak-sorai,  menyaksikan pesona lomba pacuan kerbau makepung lampit, salah satu warisan budaya agraris khas Kabupaten Jembrana.

Event ini berhasil memikat hati para penonton yang hadir untuk menikmati pertunjukan yang diikuti oleh 40 pasang kerbau.

Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, turut serta dalam serunya lomba ini. Bahkan ia tak hanya sebagai penonton, melainkan menjadi joki pacuan kerbau.

BACA JUGA: Bandara Bali Mulai Berlakukan Parkir Manless, Seperti Ini Bentuknya

Dengan semangat, ia menyampaikan bahwa ada dua jenis makepung di Jembrana. Yakni, yang menggunakan sirkuit darat dan yang memacu adrenalin dengan lintasan sawah basah, dikenal sebagai makepung lampit.

“Memacu kerbau di areal sawah berlumpur memberikan tantangan yang cukup sulit dan seru. Karena, kaki-kaki gagah kerbau harus melesak dalam lumpur yang licin,” ungkap Wakil Bupati.

Lomba ini tidak hanya sekadar atraksi, melainkan juga merupakan bagian dari warisan budaya yang kaya. Di mana Pemerintah Kabupaten Jembrana berkomitmen.

BACA JUGA: Pemuteran Bay Festival 2023, Perpaduan Keindahan Seni dan Budaya di Bali

Yaitu, untuk terus melestarikannya bersama dengan tradisi makepung darat dan seni budaya lokal lainnya.

Oleh sebab itu, pentingnya melestarikan budaya ini tidak hanya diakui secara lokal, tapi juga mencuri perhatian internasional.

Wisatawan Asing

Lebih lanjut Patriana Krisna menekankan bahwa dengan promosi yang intens, wisatawan asing mulai tertarik untuk menyaksikan sendiri pesona lomba makepung.

“Sekarang, saat lomba makepung berlangsung, terlihat kehadiran wisatawan dari mancanegara. Melalui upaya promosi yang terus-menerus, kami berharap akan semakin banyak wisatawan yang memenuhi daerah ini,” tambahnya.

BACA JUGA: Asuransi Syariah Lirik Potensi Wisata Pulau Bali, Ini yang akan Mereka Garap

Makepung sendiri bukan sekadar ajang lomba, melainkan bagian dari kearifan lokal yang bermula dari kegembiraan petani saat panen.

Dulu, mereka memacu dan berlomba dengan kerbau yang biasa digunakan untuk membajak sawah.

Seiring berjalannya waktu, kebiasaan itu berkembang menjadi tradisi turun temurun di Subak Tegalwani Kabupaten Jembrana, dengan kerbau pacuan yang mendapatkan perawatan khusus.

Selain menjalani latihan rutin, kerbau makepung juga mendapat perhatian khusus dalam hal makanan dan kesehatan.

Kesejahteraan kerbau tersebut menjadi fokus utama untuk memastikan keberlanjutan dari atraksi budaya yang begitu memukau ini. ***

Pos terkait