TURISIAN.com – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) mengumumkan bahwa kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo, Jawa Timur, masih belum membaik.
Terutama pasca, tingkat pemulihan setelah terjadinya peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) beberapa waktu lalu.
Septi Eka Wardhani, selaku Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS, Kamis 19 Oktober 2023 mengemukakan, okupansi atau tingkat kedatangan wisatawan di kawasan Gunung Bromo masih stagnan.
Menurutnya dalam satu bulan terakhir berkisar antara 40-60 persen dari total kuota yang disiapkan.
BACA JUGA: Aturan Baru Bagi Wisatawan yang datang Ke Gunung Bromo
“Dalam kurun waktu sebulan setelah kawasan Bromo dibuka, tingkat kunjungan wisatawan berada dalam kisaran 40-60 persen, terutama pada hari-hari biasa,” ungkap Septi di Kota Malang, Jawa Timur.
Septi menjelaskan bahwa jumlah kunjungan wisatawan sampai saat ini masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan situasi sebelum terjadi kebakaran.
Dimana masih berkisar antara 40-60 persen dari total kuota sekitar 2.700 wisatawan per hari.
Namun, Septi juga menyatakan kalau jumlah kunjungan wisatawan di kawasan Gunung Bromo telah meningkat pada akhir pekan. Meskipun ia sendiri, tidak memberikan rincian pasti mengenai angka kunjungan tersebut.
BACA JUGA: Begitu Dibuka, Ratusan Wisatawan Langsung Serbu Wisata Gunung Bromo
“Selama akhir pekan, kunjungan wisatawan cukup meningkat. Namun, pada hari-hari biasa, tingkat kunjungan wisatawan masih belum mencapai tingkat seperti sebelum terjadinya peristiwa kebakaran hutan dan lahan,” tambahnya.
Septi juga menekankan bahwa di kawasan Gunung Bromo, vegetasi di area yang sebelumnya terdampak kebakaran, terutama di wilayah savana, telah mulai tumbuh kembali.
Namun, untuk vegetasi seperti pohon endemik, diperlukan waktu lebih lama dan upaya penanaman ulang.
“Kondisi savana setelah kebakaran sudah mulai ditumbuhi tunas dan mulai terlihat hijau. Hanya saja, beberapa jenis pohon. Seperti cemara gunung, dan lainnya, mungkin memerlukan waktu 3-5 tahun untuk pulih sepenuhnya,” ungkapnya.
BACA JUGA: Pengunjung Gunung Bromo Turun Dratis akibat Dampak Karhutla
Pengunjung harus tetap waspada
Bagi pengunjung, termasuk para penyedia layanan wisata yang beroperasi di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Septi meminta agar mereka mematuhi semua prosedur.
Termasuk, aturan yang berlaku di kawasan tersebut, terutama karena kondisi saat ini masih dalam periode rawan kebakaran hutan.
“Karena belum turun hujan di dalam kawasan dan masih dalam musim kemarau. Kami mohon agar pengunjung tetap waspada dan tidak menciptakan api yang dapat memicu kebakaran di kawasan tersebut,” tegasnya.
Sementara itu, masyarakat yang berencana melakukan kegiatan lain di kawasan tersebut. Seperti pemotretan prewedding atau penelitian, diharapkan untuk mengurus Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).
BACA JUGA: Harga Tiket Terbaru Bermain di Lautan Pasir Gunung Bromo
“Harap sampaikan niat Anda kepada petugas di pintu masuk sehingga Anda dapat diarahkan mengenai proses perolehan Simaksi,” tambahnya.
Balai Besar TNBTS mencatat bahwa total kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dipicu oleh penggunaan suar atau flare mencapai Rp 8,3 miliar dengan total area terdampak seluas 989 hektar.
Nilai Kerugian
Akibat kebakaran ini, kawasan tersebut ditutup dari 6 hingga 18 September 2023.
Kerugian tersebut mencakup biaya pemadaman darat sekitar Rp 216 juta. Dan kerugian akibat hilangnya habitat dengan pendekatan biaya pemulihan ekosistem sebesar Rp 3,26 miliar.
BACA JUGA: Prewedding Berunjung Prahara, Objek Wisata Gunung Bromo Kebakaran
Serta kerugian akibat hilangnya pendapatan dari sektor rekreasi hingga 14 September 2023, senilai Rp 4,87 miliar.
Kawasan taman nasional tersebut ditutup selama periode 6-18 September 2023 untuk proses pemadaman yang melibatkan ratusan personel gabungan.
Gunung Bromo adalah salah satu destinasi wisata terkemuka di Jawa Timur. Pada tahun 2022, kawasan ini dikunjungi oleh 318.919 wisatawan, terdiri dari 310.418 wisatawan lokal dan 8.501 wisatawan asing.
Dari jumlah kunjungan wisatawan tersebut sepanjang tahun 2022, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 11,65 miliar.
Hal ini, menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 4,85 miliar. ***