TURISIAN.com– Belakangan Lubuklinggau, kota yang terletak di ujung barat provinsi Sumatera Selatan dikenal dengan melahirkan keajaiban tekstil unik, Batik Durian.
Dalam sebuah wawancara di Jakarta, Minggu 15 Oktober 2023, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lubuklinggau, Yetti Oktarina, menceritakan perjalanan menarik batik yang menjadi ciri khas daerahnya itu.
Seperti namanya, Batik Durian Lubuklinggau adalah kain batik yang dihiasi dengan motif buah durian yang lezat.
“Lubuklinggau memiliki salah satu durian yang paling enak, kalau tidak percaya, datang langsung ke mari,” kata Yetti sambil tersenyum.
BACA JUGA: Gaya Batik dan Keindahan Seni Warisan Nusantara Meriahkan Istana Merdeka
Durian, yang sering disebut sebagai “King of Fruits” atau Raja Buah, sangat digemari oleh masyarakat lokal di Sumatera.
Bentuk uniknya telah menarik perhatian besar, terutama ketika diadaptasi menjadi motif dalam Batik. Sekarang, Batik Durian Lubuklinggau telah mendunia dan dikenal oleh para pecinta mode di seluruh dunia.
Ide ini muncul sekitar satu dekade yang lalu, pada tahun 2013, ketika Yetti, istri dari Walikota Lubuklinggau, Prana Putra Sohe, tengah mencari sesuatu yang bisa menjadi ikon kota mereka.
“Lubuklinggau sebelumnya tidak memiliki ciri khas khusus. Menurut saya, sebuah kota harus memiliki sesuatu yang menjadi kebanggaan, sesuatu yang dicari orang ketika mereka datang ke tempat kita,” tambah Yetti.
BACA JUGA: Istana Merdeka Jakarta akan Menampilkan Gemilang Batik Nusantara
350 Pengrajin Lokal
Kota Lubuklinggau terkenal sebagai “Kota Transit,” berada di persimpangan jalan lintas tengah Sumatera. Dalam perkembangannya, sektor jasa menjadi salah satu penyokong ekonomi terbesar kota ini.
Itulah alasan mengapa Yetti merasa perlu menciptakan sesuatu yang unik sebagai ciri khas.
Yetti menjelaskan bahwa dirinya tidak ingin terjebak dalam filosofi khusus.
“Lubuklinggau adalah kota baru, dan kain kami bisa menjadi kain baru tanpa harus terikat oleh filosofi tertentu,” kata Yetty–yang juga Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) ini.
Dalam proses penciptaannya, Yetti dibantu oleh beberapa pengrajin dari Pekalongan.
BACA JUGA: Batik Air Luncurkan Rute Makassar-Merauke, Tawarkan Petualangan di Timur Indonesia
Dalam satu dekade berlalu, lebih dari 350 pengrajin lokal, yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga, telah menghasilkan karya-karya mereka dalam Batik Durian Lubuklinggau.
Kini, terdapat ratusan desain yang menggambarkan motif durian dalam batik tersebut.
Meskipun Batik Durian Lubuklinggau baru berusia 10 tahun, kepopulerannya telah meluas dan bahkan mencapai taraf dunia.
BACA JUGA: Batik Habangka Akhirnya Lolos ke Ajang API, Gini Ceritanya
Batik ini bahkan telah memukau penonton di Milan Fashion Week 2021 dan 2022 di Milan, Italia. Jenama busana lokal, JYK.
Memasukkan motif batik durian ini ke dalam koleksi mereka yang bertema “Revolutionary Hope” bergaya punk, dengan harapan dapat meraih perhatian generasi muda di seluruh dunia.
“Setelah tampil di Milan Fashion Week, pesanan untuk Batik Durian melonjak hingga lebih dari 1.500 lembar. Dan bukan hanya dari orang Indonesia, tapi juga dari masyarakat dunia yang sangat menyukainya,” pungkas Yetti. ***