TURISIAN.com – Suasana di ruangan itu begitu semarak. Enam puluh finalis yang dipilih sebagai Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur berkumpul untuk mendapatkan pembekalan.
Sosok yang mengambil peran penting dalam acara ini adalah Susiati, perwakilan dari Bidang Destinasi dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Tema yang diusung dalam acara ini adalah “Peta Potensi Budaya dan Pariwisata Religi di Jawa Timur.”
Dalam kapasitasnya sebagai wakil dari Dr. Hudiyono, Kadisbudpar Pemprov Jatim, Susiati membagikan wawasan yang luar biasa tentang pesona wisata religi yang tersebar begitu luas di Jatim.
BACA JUGA: Taman Nasional Meru Betiri, Surga Tersembunyi di Jawa Timur, Lengkap dengan Semua Activity
“Seringkali kita mendengar pembicaraan tentang pesona alam Jawa Timur, tetapi budaya dan keindahan religi kita kurang tercakup,” ungkap Susiati, membuka sesi pembekalan.
Namun, ia dengan lugas menegaskan bahwa wisata budaya dan religi adalah potensi ekonomi yang sangat besar.
Jawa Timur memang surganya budaya. Dari budaya Arek yang kental dengan identitas Surabaya, hingga pesona Mataraman yang misterius.
Tak lupa kekayaan budaya Osing dan eksotisme Madura, semuanya adalah magnet bagi para pelancong.
BACA JUGA: Besok, Event Bursa Pariwisata Jawa Timur 2023 Diluncurkan
Kegiatan ziarah ke makam wali
Apalagi, kunjungan wisata tertinggi adalah kunjungan ke makam atau ziarah, mengingat 96,36 persen penduduk Jatim memeluk agama Islam.
“Kegiatan ziarah ke makam wali seperti wali limo atau wali songo, atau kunjungan ke makam leluhur seperti di Gresik, menjadi bagian tak terpisahkan dari rutinitas umat Muslim di Jawa Timur,” tambahnya.
Dalam interaksi dengan para finalis, Susiati menjajal pengetahuan mereka tentang berbagai wisata religi di Gresik.
Meski beberapa jawaban terdengar, tidak sedikit yang belum memahami sepenuhnya.
BACA JUGA: Tamasya Keluarga ke Pantai Duta Wisata Bandar Lampung
“Makam Sunan Giri, makam Fatimah binti Maimun, dan berbagai budaya religi khas lainnya adalah bagian dari warisan kita yang tak ternilai harganya,” paparnya dengan antusias.
Menurutnya, budaya Sandur yang bernuansa Islami yang lestari di Madura dan tradisi maca serat Yusuf di Jember juga tak boleh terlupakan.
“Itu semua adalah bagian dari pariwisata religi, yang menunjukkan betapa tradisi Islami masih kokoh berdiri di tengah gemerlap modernitas,” ujarnya penuh semangat.
BACA JUGA: Mojang Jajaka Kota Bogor, Jadi Pioner Perubahan Promosi Pariwisata dan Kebudayaan
Program Wisata Halal
Susiati berharap para duta budaya dan pariwisata religi dapat menjadi pendorong utama dalam menggali potensi yang ada di Jawa Timur.
Salah satu hal yang diharapkan adalah pengembangan program Wisata Halal, yang bukan hanya berkaitan dengan makanan, tetapi juga melibatkan kebersihan, fasilitas kesehatan, dan tempat ibadah.
“Contohnya seperti di Banyuwangi, yang memiliki Pantai Syariah. Wisata halal adalah konsep yang luas, yang harus kita eksplorasi lebih dalam,” katanya penuh semangat.
BACA JUGA: Ada 254 Event Jawa Timur Siap Meramaikan Tahun 2023
Sementara itu, Susiati juga menekankan bahwa para finalis sudah memiliki dasar pengetahuan yang baik tentang budaya dan pariwisata religi.
Namun mereka perlu terus mengasah pengetahuan mereka dalam dunia pariwisata yang begitu luas.
“Kalian sudah siap, tapi dunia pariwisata adalah lautan luas yang selalu ada sesuatu yang baru untuk dipelajari,” katanya dengan senyum.
Grand final Duta Budaya dan Pariwisata Religi Jawa Timur, yang merupakan hasil kerja sama Disbudpar Jatim. Termasuk, Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur, dan Bank Jatim. Berlangsung, pada tanggal 30 September 202 3 lalu.