Festival Sepekan Tamansuruh, Pesona Tradisi di Kaki Gunung Ijen

Festival Sepekan Tamansuruh
Para gadis belia ini membawakan tarian tradisional khas Banyuwangi. (Instagram/@berlianerl)

TURISIAN.com – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, menyuguhkan pesona luar biasa melalui Festival Sepekan Tamansuruh yang menjadi sorotan utama pecinta budaya lokal.

Bertempat di Desa Tamansuruh, Kecamatan Glagah, festival yang digelar selama sepekan penuh,  16 – 23 Juli 2023 ini menawarkan beragam atraksi dan seni khas daerah. Termasuk yang paling menarik, Pencak Sumping.

Dikenal dengan lokasinya yang sejuk dan berada di kaki Gunung Ijen, Tamansuruh telah menjadi destinasi agrowisata yang memikat dengan keasrian alamnya.

Dalam festival yang juga masuk dalam kalender Banyuwangi Festival (B-Fest) ini, kekayaan wisata dan tradisi desa tersebut akan diangkat ke permukaan.

BACA JUGA: Festival Seribu Candi, Memperkuat Kekayaan Budaya Sleman

Menarik perhatian adalah tradisi seni Pencak Sumping, yang menjadi pusat perhatian di dalam festival ini.

Dipentaskan oleh masyarakat Osing di Dusun Mondoluko, Desa Tamansuruh, Pencak Sumping adalah atraksi bela diri yang digelar khusus pada setiap perayaan Idul Adha.

Sementara itu, diiringi musik tradisional, pertunjukan Pencak Sumping menghadirkan aksi serang-hindar antara dua pesilat. Yakni, pencak yang tak hanya menggunakan tangan kosong, namun juga senjata.

Dan yang menarik, akhir pertunjukan dihiasi dengan aksi unik. Di mana pesilat yang keluar sebagai pemenang memberikan makanan tradisional berbahan tepung beras dan pisang.

BACA JUGA: Reog Ponorogo, Keajaiban Kreativitas Seni yang Tak Henti Berkilau

Makanan ini,  dibungkus dalam daun pisang, yang disebut Sumping, kepada lawannya.

Kepala Desa Tamansuruh, Teguh Eko Rahadi, dengan penuh semangat menjelaskan bahwa Pencak Sumping telah mengakar kuat di desa mereka.

Dan, upaya mereka untuk menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari, terutama bagi para siswa di desa tersebut, patut diapresiasi.

Pencak Sumping

Dalam usaha untuk melestarikan Pencak Sumping, Teguh berharap agar tradisi ini dapat dijadikan ekstrakurikuler di sekolah-sekolah di wilayah Glagah.

Usaha ini tentu membutuhkan koordinasi yang baik dengan pihak-pihak terkait, termasuk Satuan Koordinator Pendidikan (Satkordik) Kecamatan Glagah.

BACA JUGA: Pameran Nusatic 2023 dan Ajang Kontes Ikan Hias Indonesia Mulai Dilirik Dunia

Namun, Pencak Sumping bukan satu-satunya daya tarik dalam Festival Sepekan Tamansuruh. Berbagai potensi daerah lainnya juga turut disajikan dengan gemerlapnya acara. Seperti pertunjukan angklung caruk, mocoan lontar Yusuf, pameran seni rupa dan UMKM, serta workshop seni rupa.

Memang, pesona alam dan seni di Festival Sepekan Tamansuruh nantinya juga akan digelar di beberapa tempat. Mencakup Kembang Galengan hingga Omprong Gandrung Kemarang.

Dimana dalam event ini diharakan bisa memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung dan penduduk setempat.

Keberhasilan terselenggaranya Festival Sepekan Tamansuruh tak lepas dari antusiasme pihak-pihak terlibat, termasuk partisipasi aktif warga desa.

BACA JUGA: Festival Napal Jungur, Tampilkan 1.000 Lepang Terpanjang di Dunia

Apresiasi setinggi-tingginya juga patut diberikan kepada Desa Tamansuruh yang berhasil meraih penghargaan “Desa Cinta Statistik (Desa Cantik)” dari Badan Pusat Statistik (BPS).

Prestasi ini membuktikan komitmen mereka dalam memelihara kekayaan budaya dan alam, serta menjadikannya destinasi wisata yang memikat hati.

Sebagai warga Indonesia yang cinta akan keberagaman budaya, Festival Sepekan Tamansuruh di Banyuwangi menjadi momen istimewa untuk memahami, menghargai, dan merasakan keindahan yang ditawarkan oleh tradisi dan alam Nusantara.

Pos terkait