TURISIAN.com – Berkunjung ke Tulungagung, Sobat Turisian yang suka wisata budaya dan sejarah bisa mampir ke cagar budaya Candi Sanggrahan. Sebuah candi yang diduga berdiri sejak masa Majapahit, yaitu pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1359-1389 M).
Lokasinya candi ini berada di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Untuk dapat mencapainya, Sobat Turisian bisa berangkat dari pusat kota Tulungagung dengan memakai kendaraan sejauh 8,1 km. Sedangkan dari Kota Surabaya dapat kalian tempuh sekira 154 km.
Kompleks Candi Sanggrahan secara umum terdiri dari sebuah bangunan induk dan dua buah sisa bangunan perwara. Bangunan induk terbuat dari batuan andesit dengan isian bata. Dengan ukuran panjang 12,60 m, lebar 9,05 m, dan tinggi 5,86 m.
Bangunan bersejarah tersebut memiliki empat tingkat yang masing-masing berdenah bujursangkar dengan arah menghadap ke barat. Bangunan perwara yang berada di sebelah timur terbuat dari bata merah.
Dulunya, di bagian timur bangunan induk terdapat lima buah arca Buddha yang masing-masing memiliki posisi mudra yang berbeda. Namun demi keamanan, arca tersebut sekarang tersimpan di Museum Wajakensis.
Baca juga: Pantai Gemah di Tulungagung ini Unik, Gelombangnya Tenang Berpasir Kecokelatan
Candi Sanggrahan berada pada teras atau undakan berukuran 51 m x 42,50 m. Pagar penahan undakan itu adalah bata merah setinggi tidak kurang dari dua meter.
Corak Candi Buddhis
Berdasarkan lima buah Arca Dhyani Buddha tanpa kepala, membuktikan latar belakang keagaamaan bangunan ini adalah Candi Buddhis. Kemudian Sobat Turisian akan melihat ragam hias pada kaki candi tingkat pertama berupa paniel relief kancil bertelinga lebar (ÇaÇa). Serta singa yang terpahat secara berhadapan sebanyak delapan panil.
Dugaannya, objek Candi Sanggrahan ini berkaitan dengan keberadaan Candi Boyolangu yang hanya berjarak 3,9 km. Terkait informasi mengenai peristirahatan rombongan pembawa jenazah pendeta wanita Buddha bernama Gayatri yang bergelar Rajapadmi sebelum ditempatkan di Candi Boyolangu.
Penemuan Candi Sanggrahan
Informasi keberadaan candi ini hasil dari laporan J.Knebel tahun 1908 mengenai penemuan lima buah Arca Dhyani Buddha di sekitar bangunan tersebut. Kemudian pada tahun 1915, Oudheikundige Dienst (Dinas Purbakala Masa Kolonial Belanda) melakukan penelitian di candi yang satu ini.
Baca juga: Mencicipi Kelezatan Aneka Makanan Khas Tulungagung
Candi Sanggrahan sudah mengalami beberapa kali kegiatan pemugaran yang pertama pada masa kolonial Belanda. Lalu berlanjut oleh BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) Provinsi Jawa Timur pada tahun 2019, plus kegiatan penataan lingkungan di sekitarnya.*
Sumber & Foto: arkeologijawa.kemdikbud