TURISIAN.com – Siapa orang Indonesia yang tidak tahu Kerajaan Majapahit? Hampir sebagian masyarakat Indonesia pasti sudah tahu tentang sejarah kebesaran kerajaan itu.
Kerajaan Majapahit yang mengalami kejayaan pada masa Raja Hayam Wuruk itu tercatat memiliki wilayah kekuasaan. Mulai dari ujung barat hingga ujung timur kepualauan nusantara.
Bahkan beberapa sumber menyebutkan bahwa ada sebagian wilayah Asia Tenggara yang berada di bawah kekuasaan Majapahit kala itu.
Kerajaan Majapahit juga sangat terkenal lantaran kehebatan Gadjah Mada, sang mahapatih yang menyatakan Sumpah Palapa.
Sebuah sumpah fenomenal yang bertujuan menyatukan seluruh wilayah nusantara di bawah panji-panji kebesaran Majapahit.
BACA JUGA: 3 Wisata Malam Jawa Timur yang Bikin Pengunjungnya Males Balik
Bisa dikatakan bahwa Kerajaan Majapahit adalah cikal bakal atau embrio terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tidak banyak yang tahu bahwa peninggalan Kerajaan Majapahit masih bisa kalian saksikan hingga saat ini.
Adalah Situs Trowulan, sebuah area kepurbakalaan peninggalan dari Kerajaan Majapahit yang menjadi saksi kejayaan kerajaan di zamannya.
Museum Majapahit
Situs Trowulan yang terletak di Kecamatan Trowulan Kabupaten Mojokerto ini memamerkan sejumlah bangunan, dan benda-benda unik berasal dari zaman keemasan Majapahit.
Hingga saat ini sudah banyak ditemukan bangunan ataupun barang-barang bersejarah yang disimpan di Museum Majapahit.
BACA JUGA: Pura Taman Ayun, Taman Indah Peninggalan Kerajaan Mengwi Bali
Bangunan-bangunan yang terdapat di sana letaknya menyebar di beberapa sudut. Jika diperhatikan dari penyebaran bangunan tersebut memberikan kesan bahwa tempat ini adalah tempat yang ramai atau pusat kota pada masanya.
Pada tahun 2009 yang lalu, Situs Trowulan telah masuk untuk bisa terdaftar menjadi situs warisan dunia UNESCO. Dari berbagai bangunan dan benda yang terdapat di sana yang pertama kali ditemukan adalah candi tikus.
Pemandian atau Penyucian Diri
Candi Tikus konon adalah tempat pemandian atau penyucian diri karena terdapat kolam pada tengahnya. Sebutan Candi Tikus karena pada saat ditemukannya banyak terdapat sarang tikus di dalamnya.
Candi Tikus juga merupakan salah satu temuan yang paling menarik dari semua penemuan Situs Trowulan.
Selain Candi Tikus yang paling banyak mendapat minat pengunjung adalah Gapura Bajang Ratu atau Candi Bajang Ratu.
Banyak yang meyakini gapura ini merupakan pintu masuk ke tempat peristirahatan Raja Jayanegara, raja ke dua yang memerintah Majapahit. “Bajang ratu” dalam bahasa jawa artinya raja (bangsawan) yang kerdil atau cacat.
BACA JUGA: Menelusuri Sisa-sisa Jejak Sejarah Kerajaan Melayu di Pulau Penyengat
Hal ini merujuk pada sosok Raja Jayanegara yang pernah terjatuh sewaktu kecil di gapura tersebut dan cacat.
Dan bisa juga merujuk pada raja kecil, karena pada saat diangkat menjadi raja, Jayanegara masih sangat muda.
Selain itu, yang tidak kalah kerennya adalah Gapura Wringin Lawang. Dalam bahasa Jawa “wringin lawang” artinya adalah pintu beringin.
Hampir semua ahli sejarah sepakat bahwa gapura ini adalah sebuah pintu masuk menuju komplek bangunan penting di ibu kota Majapahit.
BACA JUGA: Arca Dwarapala Kerajaan Singasari Menjadi Spot Menarik di Malang
Meski kemudian banyak yang berspekulasi bahwa gapura ini adalah pintu masuk menuju ke kediaman Patih Gadjah Mada.
Uniknya dari semua bangunan peninggalan Kerajaan Majapahit ini, hampir keseluruhan bangunan terbuat dari batu bata merah.
Berbeda dengan kebanyakan candi di Jawa Tengah yang hampir seluruh bahan bangunannya dari batu alami sejenis andesit.
Hal ini cukup masuk akal mengingat sampai sekarang banyak terdapat pengrajin batu bata di beberapa titik di Mojokerto.
Kolam Segaran
Situs Trowulan selain menyuguhkan bangunan candi tadi, terdapat juga Museum Majapahit yang menyimpan berbagai benda-benda peninggalan sejarah keagungan Majapahit.
BACA JUGA: Megibung, Tradisi Makan Bersama Warisan Kerajaan Karangasem Bali
Dan yang tak kalah menarik adalah trdapat sebuah kolam yang cukup besar tidak jauh dari museum bernama Kolam Segaran. Kolam ini berfungsi sebagai tempat menampung air dan sebagai pengendali banjir.
Selain itu kolam ini juga berfungsi sebagai tempat bersantainya para raja pada zaman dahulu. Sekarang kolam ini menjadi tempat memancing dan rekreasi penduduk sekitar.
Semoga situs ini masih terus terjaga dan tidak tergerus oleh semakin meningkatnya arus pembangunan Mojokerto.
Supaya generasi penerus bangsa masih tetap bisa menyaksikan keindahan dan keagungan dari sebuah peninggalan kejayaan kerajaan terhebat di masa lampau. ***