Mengenal Uma Lengge, Rumah Adat Kabupaten Bima NTB

Uma Lengge Bima
Uma Lengge di Desa maria, Kabupaten Bima, NTB. (Source: Dispar Kab. Bima)

TURISIAN.com – Uma Lengge merupakan rumah adat warisan Suku Mbojo yang berada di Desa Maria Kecamatan Wawo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB). Dalam Bahasa Mbojo, Uma berarti “rumah” dan Lengge berarti “bentuk tinggi dan mengerucut”.

Biasanya, bangunan Uma Lengge menggunakan empat tiang dengan fondasi berupa sebuah batu sebagai tumpuan dari tiang tersebut. Konstruksi bangunannya pun sangat kuat dan tidak mudah runtuh karena memang Suku Mbojo membuatnya agar tahan terhadap gempa dan angin kencang.

Walaupun tampilan bangunan Uma Lengge tampak sederhana, namun ternyata pembuatannya tidak bisa sembarangan. Butuh keahlian dan teknik yang khusus agar tetap artistik dan kokoh hingga mampu bertahan bertahun-tahun sampai saat ini.

Pada zaman dahulu, Uma Lengge menjadi tempat tinggal masyarakat Suku Mbojo, Wawo. Kemudian sebagian lagi berfungsi juga sebagai lumbung padi.

Bangunan Uma Lengge Kabupaten Bima

Selain kuat, rumah adat ini juga memiliki keunikan sendiri, yaitu sangat sulit untuk menaiki atau memanjatnya, kecuali menggunakan tangga. Bahkan tikus sekalipun tidak akan mudah untuk naik ke atas rumah.

Sebab terhalang oleh ngapi (Lampi) dan batu fondasi yang konon katanya telah memakai mantra dari para sando (dukun). Lampi atau penampang tersebut, selain berguna untuk mencegah tikus masuk ke Uma Lengge, juga berguna untuk mengunci struktur lantai dua.

Baca juga: Menikmati Pesona Alam Hingga Bertemu Kuda Pacu di Pantai Kalaki Bima

Hebatnya lagi, bangunan tradisional ini tidak menggunakan paku sama sekali untuk menggabungkan atau melekatkan kayu-kayu. Namun menggunakan Wole untuk menggabungkan atau melekatkan kayu seperti ri’i atau ngapi.

Nilai-nilai Sosial Uma Lengge

Di luar keunikan struktur dan fisik bangunannya, Uma Lengge juga mengandung nilai-nilai sosial kemasyarakatan di dalamnya. Salah satunya adalah nilai sosial silaturahmi.

Sebab lokasi bangunan ini berada di dalam satu kompleks. Maka akan mempertemukan pemilik bangunan yang satu dengan yang lain. Ketika aktivitas menjemur padi, mengambil dan menaikkan hasil panen ke dalam Uma Lengge.

Melalui aktivitas ini, masyarakat Desa Maria akan saling menyapa satu dengan yang lainnya sehingga terjadi komunikasi. Melalui komunikasi ini dapat mempererat tali persaudaraan dalam kehidupan masyarakat di desa tersebut.

Nilai sosial berikutnya yaitu gotong royong. Hal ini tampak saat pelaksanaan kegiatan-kegiatan besar yang memerlukan banyak orang untuk melakukan persiapan maupun pelaksanaan kegiatan. Seperti dalam Upacara Adat Ampa Fare.

Baca juga: Refreshing Dulu ke Pulau Kelapa Bima dengan Alam yang Menakjubkan

Sebelum Upacara Ampa Fare mulai, maka Ketua Adat akan memberikan instruksi kepada pengurus kompleks Uma Lengge untuk mengumpulkan masyarakat. Agar mempersiapkan segala kebutuhan, baik untuk konsumsi maupun perlengkapan lainnya selama berlangsungnya upacara.*

Pos terkait