Pergeseran di Sektor Pariwisata akan Berdampak Seperti ini, Kata Sandiaga Uno

Pergeseran di sektor pariwisata
Dua wanita di Pantai Barat Pangandaran, Jawa Barat ini tengah menanti wisatawan yang ingin menyewa alat selancar. Menparekraf berharap membaiknya pandemi akan kembali menggeliatkan sektor ekonomi masyarakat. Foto: Turisian.com/Duta Ilham

TURISIAN.com –  Pergeseran di sektor pariwisata akan terjadi pasca pandemi Covid-19. Dimana lama tinggal pengunjung dan jumlah kunjungan akan berubah pada tahun-tahun mendatang.

Pandemi Covid-19 juga telag membawa pelajaran berharga bagi dunia pariwisata, berupa transformasi shifting menjadi pariwisata berkualitas.

“Terjadi pergeseran sektor pariwisata ke depan dari jumlah kunjungan ke lama mereka tinggal, dan berapa banyak mereka berdampak pada ekonomi, UMKM, lapangan kerja lokal dan keberlanjutan lingkungan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat hadir dalam acara Launching Smart Tourismn & Hospitality Infrastructure di Universitas Merdeka (Unmer) Malang, Kota Malang, pada Rabu 29 Juni 2022.

BACA JUGA: Sandiaga Sebut Tren Desa Wisata Bisa Jadi ‘Pandemic Winner’, Apa Itu?

Sandiaga mengungkapkan, pada 2019 tercatat ada 320 juta perjalanan wisata. Kemudian, pandemi melanda dan berdampak terhaadap 13 sub sektor pariwisata dan 17 sub sektor ekonomi kreatif.

“Terjadi pergeseran sektor pariwisata ke depan dari jumlah kunjungan ke lama mereka tinggal, dan berapa banyak mereka berdampak pada ekonomi, UMKM, lapangan kerja lokal dan keberlanjutan lingkungan,” kata Sandiaga.

Untuk itu, Indonesia secara konsisten akan mencanangkan pariwisata berkualitas dan berkelanjutan dengan mengintegrasikan berbagai unsur, seperti daya tarik, infrastruktur, amenitas, tata kelola, governance, hingga jaminan keamanan.

Membangun Pariwisata Berkelanjutan

“Trend terbaru pada sektor pariwisata bermunculan, dulu kita sangat manja, ini sebagai koreksi. Kota wisata Batu dulu mendapat julukan kota wisata beton. Karena betonisasi daripada fasilitas pariwisata. Harus memikirkan cara lebih baik membangun pariwisata dengan keberlanjutan lingkungan,” kata Sandiaga.

BACA JUGA: Sadar Wisata di Wakatobi  Terus Ditingkatkan, Sandiaga Berikan Pesan Ini

Lebih lanjut, Sandiaga mengungkap harap agar Unmer dapat turut berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi guna mengembangkan potensi sektor pariwisata seperti glam camping, eco tourism, dan sport tourism.

Terlebih, saat ini Indonesia menduduki peringkat ke-32 pada Travel and Tourism Development Index, meloncat dari posisi 44.

Sandiaga menilai hal tersebut terjadi karena semua pihak bergerak melakukan transformasi.

“Alhamdulillah kita bisa melewati Thailand, Vietnam, Malaysia, yang infrastrukturnya lebih ter-interkoneksi daripada kita. Karena kita melakukan shifting kepada pariwisata berkualitas berbasis kesehatan. Pengendali pandemi Covid-19 menjadi utama, sehingga CHSE menjadi trend baru pada sektor pariwisata,” katanya.

BACA JUGA: Sandiaga Ajak Pemuda Pro-Aktif dalam Presidensi G20 Indonesia

Namun, belum waktunya berpuas diri,  Sandiaga mengingatkan bahwa masih ada tantangan index di sisi Information, Communication, and Technologi (ICT).

Memotret Perilaku Konsumen

Karena itu, dirinya menyatakan menyambut baik Unmer Malang yang memulai smart toursim dan infrastruktur hospitality untuk meningkatkan daya saing ICT dan memotret perilaku konsumen ke arah baru industri pariwisata.

Adapun trend digital tourism itu harus selaras dengan perkembangan digitalisasi, peningkatan infrastruktur bandwith, dan produk ekonomi kreatif yang masuk dalam platform agar berjalan efektif.

BACA JUGA: Ajang Miss Global Bisa Mempercepat Pemulihan Pariwisata Bali, Ini Kata Sandiaga

Targetnya, membuat 30 juta UMKM kita on boarding untuk menciptakan 1,1 juta lapangan kerja pada 2022, dan menciptakan 4,4 juta lapangan kerja baru pada 2024.

Sandiaga yakin, digital tourism akan menciptakan lapangan kerja baru berkualitas karena membuat pelaku pariwisata semakin melek digital.

Mampu beradaptasi, dan mengikuti perkembangan teknologi masyarakat Indonesia.

“Anak muda sekarang ini kalau tidak ada sinyal pada objek wisata pasti kesal sekali karena ingin mengunggah saat itu juga,” ungkapnya.

“Gaya hidup masyarakat yang berkaitan internet of things dan dan digitalisasi kita harus sambut baik dan mampu beradaptasi,” sambungnya. ***

Sumber: cnnindonesia

Pos terkait