TURISIAN.com – Atraksi budaya tradisional Indonesia memang menjadi tontonan yang seru dan memukau. Ada yang sangat menghibur, mengundang gelak tawa, hingga menegangkan. Seperti atraksi seni Gulat Pathol asal Rembang, menjadi tontonan yang menghibur dan sedikit menegangkan.
Pertunjukan seni yang juga disebut Pathol Sarang ini, menampilkan pertarungan dua orang lelaki, sama dengan olahraga gulat pada umumnya. Namun salah satu pembedanya ada iringain musik tradisional dan memakai pakaian tradisional.
Dari sejarahnya, Gulat Pathol dulunya sebagai salah satu cara menyeleksi prajurit militer. Bersumber dari laman visitjawatengah, Danang Swastika dari Forum Komunikasi Masyarakat Sejarah (Fokmas) Lasem menceritakan, Gulat Pathol erat kaitannya dengan tokoh yang bernama Pangeran Santi Yoga.
Pangeran tersebut adalah putra dari Empu Santi Badra dan Dewi Sukati, putra ke 7 dari 10 bersaudara. Semasa muda, Pangeran Santi Yoga membantu kakaknya yang bernama Pangeran Santi Puspa dalam mengurusi kapal-kapal yang ada di Pelabuhan Kiringan.
Pada waktu itu, Kiringan ini merupakan pelabuhan khusus untuk militer. Di situ, Pangeran Santi Yoga bertugas untuk merekrut pasukan militer. Salah satunya melalui metode Gulat Pathol. Siapa yang menang akan masuk dinas kemiliteran yang ada di Lasem masa itu.
Masih menurut Danang, Pangeran Santi Yoga menjadi tokoh Gulat Pathol mulai dari pesisir Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang sampai ke wilayah Sarang. Hingga terkenal sebagai “Bapak Pathol Rembang”.
Baca juga: Menikmati Suasana Malam di Rembang Sambil Menyantap Sate Laler yang Sedap
Sejak itu, atraksi budaya khas Rembangi ini pun berkembang dan sekarang masih bertahan. Serta dilestarikan oleh masyarakat di wilayah Rembang Timur. Pathol Sarang sudah berkembang menjadi sebuah kesenian.
Jika Sobat Turisian penasaran dengan jejak tapak tilasnya Bapak Pathol Rembang tersebut, bisa datang ke Desa Punjulharjo, Kecamatan Rembang. Di tempat itu terdapat makam dengan batu nisan berukiran motif Surya Majapahit yang diperkirakan sudah ada sekitar tahun 1500-an. Itulah peristirahatan terakhir Pangeran Santi Yoga.
Pertunjukan Gulat Pathol Masa Kini
Hingga kini keberadaan Pathol Sarang masih lestari sebagai kesenian. Pertunjukan Gulat Pathol masa kini sudah diiringi alat musik. Ada tabuhan kendang dan iringan alat musik gamelan lainnya. Terdengar pula riuh sorak penonton. Wah seru nih, Sobat Turisian wajib nonton!
Di tengah arena, terlihat dua lelaki yang mengadu kekuatan fisik dengan semangat. Mereka bertelanjang dada dan mengenakan celana pendek atau celana pangsi. Lalu ada semacam sabuk kain putih yang mengikat pinggang.
Keseruan mulai terjadi saat aksi dua peserta itu saling mendorong mengadu kekuatan. Sesekali ada bantingan, namun tidak ada pukulan atau tendangan. Jalannya pertarungan pegulat ini pun dipimpin seorang wasit. Setiap ada satu pemain yang jatuh, maka permainan berhenti sejenak.
Baca juga: 5 Atraksi Wisata Ikonik Indonesia yang Bikin Takjub Saat Melihatnya
Tradisi gulat ini masih lestari di area Sarang, Rembang timur. Masyarakat di sana, biasa menggelar pertunjukan tradisional ini pada agenda atau acara tertentu sebagai sarana hiburan.*