Berkunjung ke Istana Kutai Kartanegara yang Kini jadi Museum Mulawarman

Istana Kutai Kartanegara
Istana Kutai Kartanegara. (source: Kemdikbud)

TURISIAN.com – Istana Kutai Kartanegara atau Museum Mulawarman wajib masuk daftar kunjungan wisata saat Sobat Turisian berlibur ke Kalimantan Timur. Situs cagar budaya berada di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dulunya, bangunan ini merupakan istana utama Kerajaan Kutai Kartanegara. Dengan bangunan bergaya arsitektur Nieuwe Bouwen atau kolonial modern. Ciri khasnya, terdapat pada kolom atau tiang sebagai pusat arsitekturnya.

Gedung istana di Tenggarong ini, terdiri dari tiga bagian utama, yaitu beranda depan, bagian tengah, dan bagian belakang. Beranda depan berupa satu ruangan memanjang ke kiri dan ke kanan.

Lalu pada bagian tengah atau ruangan induk, terdapat dua ruangan yang memanjang ke utara dan selatan. Di dalamnya terdapat sejumlah ruangan, seperti kamar sultan, ruang tamu, paseban, serta serambi di kanan dan kiri museum sebagai tempat beristirahat.

Bergerak ke sisi selatan di luar bangunan induk, Sobat Turisian bisa menemukan kompleks makam keluarga kerajaan. Di sisi baratnya terdapat bangunan istana baru buatan tahun 2001.

Baca juga: Bontang Kuala, Pelopor Desa Wisata di Kalimantan Timur

Kemudian terdapat Masjid Jami’ Adji Amir Hasanoeddin yang terbuat dari kayu, pembangunannya pada tahun 1922. Tambah lagi jalur sebuah parit dan sebuah dermaga.

Koleksi Museum Mulawarman

Setelah Istana Kertanegara beralih fungsi menjadi Museum Mulawarman, di dalamnya menampilkan beragam benda koleksi. Khususnya yang berhubungan dengan Kesultanan Kutai Kartanegara. Benda koleksi tersebut, dulunya pernah digunakan oleh raja dan keluarga kerajaan.

Berbagai koleksinya antara lain Singgasana yang merupakan tempat duduk raja atau sultan dan permaisuri berbahan kayu. Dudukan dan sandarannya berlapis kapuk dan terbungkus kain berwarna kuning. Kursi ini karya Ir. Vander Lube pada tahun 1935 dengan desain gaya Eropa.

Koleksi lain Museum Mulawarman ada Patung Lembu Swana yang merupakan lambang Kesultanan Kutai Kartanegara. Pembuatan patung ini di Birma pada tahun 1850 dan telah ada di Kutai sejak tahun 1900. Lembu Swana diyakini sebagai kendaraan tunggangan (vahana) Batara Guru.

Lembu Swana memiliki nama lain Paksi Liman Janggo Yoksi. Bentuknya merupakan perpaduan lembu bermuka gajah, bersayap burung, bertanduk seperti sapi, bertaji dan berkokok seperti ayam jantan.

Berikutnya ada lagi koleksi berupa Kalung Uncal sebagai atribut dan benda kebesaran sultan. Kalung Uncal digunakan oleh sultan pada upacara penobatan menjadi raja dan perayaan hari kelahiran sultan. Lalu koleksi Meriam Sapu Jagad yang merupakan peninggalan Belanda atau VOC.

Selain itu, terdapat koleksi berupa replika Prasasti Yupa, sebuah prasasti tiruan dari Prasasti Yupa yang kini berada di Museum Nasional. Lalu koleksi seperangkat gamelan yang berasal dari Keraton Yogyakarta pada tahun 1855. Tambah seperangkat meja tamu peninggalan Kerajaan Bulungan, serta koleksi keramik dan Numismatika.

Baca juga: Menelusuri Jejak Sejarah Kebesaran Kerajaan Melayu Islam di Istana Siak

Objek-objek menarik lainnya di Museum Mulawarman ini, ada area makam raja-raja Kutai. Kemudian Masjid Jami’ Adji Amir Hasanoeddin dan saluran parit yang mengelilingi istana.*

 

 

Sumber & Foto: Kemdikbud

Pos terkait