Mengenal Kain Tenun Bentenan Khas Minahasa, Ada Sejak Abad ke-7

Kain Tenun Bentenan
Kain Tenun Bentenan dengan beragam motif. (source: samratulangi-airport)

TURISIAN.com – Indonesia memang kaya akan ragam warisan budaya, seperti kain-kain tradisional yang tersebar di setiap daerah. Salah satunya ada Kain Tenun Bentenan yang merupakan kain tradisional khas masyarakat Minahasa, Sulawesi Utara yang telah ada sejak abad ke-7.

Nama ‘bentenan’ tersebut, berasal dari nama pulau dan teluk yang terletak di Pantai Timur Minahasa Selatan. Bersumber dari situs museumnasional.or.id, kata ‘bentenan’ menjadi populer saat kain mulai diperjualbelikan ke luar Minahasa melalui pelabuhan Pulau Bentenan, Kabupaten Minahasa. Alhasil, kain tradisional ini lebih populer disebut kain bentenan.

Pulau Bentenan sendiri wilayahnya kecil, sehingga seringkali jarang ada di banyak peta. Sekitar abad 15-17, pulau ini ramai oleh para saudagar yang transit sebelum mereka melanjutkan perjalanan ke pulau lainnya.

Peneliti etnografi, Jasper dan Pringadi meyakini bahwa di pulau inilah pertama kali kain tenun bentenan ada. Lalu menyebar hingga ke di Tombulu, Tondano, Ratahan, Tombatu dan wilayah lainnya.

Baca juga: Lima Jenis Kain Tradisional Indonesia yang Sudah Dikenal Mancanegara

Dahulu pemimpin adat (Tonaas) dan pemimpin agama (Walian) biasa memakai kain tenun Bentenan dalam berbagai upacara adat. Proses pembuatannya yang rumit dan memakan waktu lama, membuat kain ini istimewa.

Keistimewaan lain dari Bentenan, terletak pada ritual doa sebelum mulai menenun yang menambah kesakralan kain ini. Serta memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan manusia, seperti dalam kelahiran, pernikahan, kematian, dan lambang status sosial di kehidupan masyarakat Minahasa.

Motif Kain Tenun Bentenan

Tenun tradisional Minahasa ini juga mempunyai aneka motif yang serba indah. Antara lain Tonilama atau tenun dengan benang putih dan tidak berwarna. Motif Kokera dengan bunga warna-warni dan bersulam manik-manik.

Berikutnya Pinantika atau motif jala berbentuk segi enam. Corak Tinonton Mata dengan benang beraneka warna dan bentuk garis, serta gambar manusia. Tinompak Kuda atau aneka motif berulang dan Kaiwu Patola yaitu motif tenun patola India.

Kain Bentenan sempat menghilang dan hampir punah. Namun kini namanya kembali eksis dan terus disosialisasikan kepada masyarakat Minahasa agar tetap lestari. Terutama di Manado dan Likupang dengan jenis kain tenun asli dan hasil printing.

Baca juga: Pengen Bisa Membatik? Kunjungi 5 Kampung Batik yang Lagi Ngehits Ini

Sobat Turisian jika ingin memiliki kain Bentenan, bisa berkunjung ke wilayah Sulawesi Utara. Dapat membeli kain khas Minahasa ini di beberapa toko maupun sentra suvenir di sana.*

Pos terkait