TURISIAN.com – Lomba burung berkicau tingkat nasional yang berlangsung di Kota Kudus, Jawa Tengah harapannya bisa membantu menggerakkan roda perekonomian.
Terutama terhadap masyarakat sekitar, yang selama ini megandalkan dari peternakan burung berkicau.
“Peserta lomba burung berkicau ini tidak hanya peserta dari lokal Kudus. Melainkan dari berbagai daerah di Tanah Air,” kata Bupati Kudus Hartopo usai membuka lomba burung berkicau memperebutkan Piala Bupati Kudus di Stadion Wergu Kudus, Minggu 17 Juli 2022.
Dengan jumlah peserta yang cukup banyak, kata dia, tentunya bisa menjadi daya tarik wisata Kabupaten Kudus.
BACA JUGA: Wisata Religi dengan Mengunjungi Wali Songo di Pulau Jawa
Selain itu, imbuh dia, lomba tersebut juga bisa ikut menggerakkan para pelaku UMKM. Karena sekitar stadion banyak yang berjualan aneka makanan maupun produk UMKM khas Kudus lainnya.
Menurut dia, lomba burung berkicau tingkat nasional ini juga yang pertama setelah masa pandemi COVID-19.
Dalam pelaksanaannya pun tetap menerapkan protokol kesehatan meskipun kasusnya saat ini mulai melandai.
Pertama Berlangsung setelah Masa Pandemi
Ketua Panitia Lomba Burung Berkicau Lila Kalifa membenarkan bahwa lomba burung berkicau tingkat nasional ini merupakan yang pertama setelah masa pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Yuk Nikmati Ragam Tarian Tradisional di Desa Wisata Menari Jawa Tengah!
Sementara jumlah tiket untuk mengikuti perlombaan yang terjual, kata dia, untuk sementara berkisar 950 lembar. Dan masih bisa bertambah karena masih membuka penjualan tiket perlombaan.
Ajang perlombaan tersebut, melibatkan tim juri NZR (Nazaro) Indonesia.
Lomba burung berkicau tersebut pembagiannya, menjadi enam kelas dengan 34 sesi perlombaan. Dan, hadiah utama mobil Honda Jazz dan Stream serta Piala Bupati Kudus.
Untuk biaya pendaftaran lomba mulai dari Rp150 ribu hingga Rp5 juta.
BACA JUGA: 5 Pilihan Wisata Alam Nan Asri di Tawangmangu Jawa Tengah, Mulai dari Bukit hingga Hutan Semua Ada
Banyaknya peserta yang mengikuti ajang tersebut. Tidak terlepas dari banyaknya pecinta burung berkicau serta peternak.
Bahkan, jumlah komunitas yang ada pada sekitar wilayah Kudus bisa mencapai 40-an komunitas.
Sementara jumlah gantangan (tempat untuk mengonteskan burung) yang setiap hari beroperasi berkisar antara tujuh hingga 10 tempat.
“Mudah-mudahan bisa membangkitkan iklim usaha pada bidang budidaya burung berkicau. Maupun pelaku UMKM lainnya. Seperti penjual perlengkapan burung hingga pakannya,” ujarnya. ***
Sumber: Antaranews