Museum di Tengah Kebun Hadirkan Ribuan Koleksi, Ini Syarat Masuknya

Museum di Tengah Kota
Salah satu benda antik yang tersimpan pada Museum di Tengah Kebun. (Instagram/@onta.apps)

TURISIAN. com – Ribuan koleksi benda-benda antik nan menawan bisa disaksikan dalam Museum di Tengah Kebun ini. Hanya, masyarakat tak bisa masuk begitu saja. Ada beberapa persyaratan yang harus dilalui.

Berlokasi di Jalan Kemang Timur Nomor 66 Jakarta Selatan, museum ini sebagai hidden gem ditengah hiruk-pikuknya ibu kota.

Pengunjung juga bisa menikmati kebun luas yang indah, sesuai namanya yakni Museum di Tengah Kebun.

BACA JUGA: Wisata Edukasi Sejarah di Museum Jenderal Besar Sudirman Yogyakarta

Berikut panduan  bagi pengunjung yang ingin masuk ke Museum di Tengah Kebun Jakarta Selatan seperti dikutip Turisian dari Kompas.com :

1. Membuat reservasi minimal H-2 kunjungan

Berbeda dari museum pada umumnya. Pengunjung harus membuat reservasi minimal dua hari sebelum kunjungan, jika ingin berkunjung.

Caranya yaitu mengisi formulir online yang ada pada media sosial Instagram museum dan memasukkan data diri. Mulai dari waktu dan tanggal kunjungan, jumlah pengunjung, penanggung jawab rombongan, dan nomor telepon.

Artinya, satu orang bisa sekaligus memesan untuk beberapa orang, jika berada dalam satu kelompok yang sama.

Setelah melakukan registrasi, guide (pemandu) museum akan melakukan follow-up ke pengunjung minimal dua hari sebelum kunjungan. Jika ada perubahan jadwal, kamu bisa segera memberitahu pemandu yang bersangkutan minimal H-1.

BACA JUGA: Yuk ke Museum Geologi! Tempat Wisata Edukasi Menarik di Bandung

2. Waktu operasional

Untuk pengingat, museum ini hanya buka pada Sabtu dan Minggu saja. Senin sampai Jumat museum ini tidak buka, meski ada hari libur nasional maupun hari besar keagamaan.

Jam Operasional Museum di Tengah Kebun

Lalu, jam operasional museum adalah sebagai berikut:

Sesi Pagi: Pukul 9.30 – 11.30 WIB

Sesi Siang: Pukul 12.30 – 14.30 WIB

Waktu kunjungan bisa kamu pilih saat mengisi formulir online untuk registrasi.

3. Ketentuan bagi pengunjung

Untuk menjaga ketenangan dan kenyaman semua pihak, pengelola Museum  menetapkan beberapa aturan bagi para pengunjung.

Pertama, jumlah rombongan per sesi setiap harinya adalah sekitar 5-12 orang. Jika jumlah yang mendaftar kurang dari angka tersebut, akan digabung dengan peserta yang lain.

BACA JUGA: Nostalgia Masa Kecil di Museum Mainan 198X Bandung, Koleksi 3000 Lebih Jenis Mainan

Lalu, pengunjung harus datang tepat waktu sesuai jadwal. Bahkan sebisa mungkin datang lebih awal. Jika terlambat, akibatnya tidak dapat mendengar sesi penjelasan dari pemandu secara lengkap dan dapat mengganggu pengunjung lainnya.

Kemudian, anak-anak boleh masuk dengan syarat usia minimal 12 tahun dan harus mendapat pendampingan dari  orang tua.

Selanjutnya, karena cukup banyak pertanyaan dari pengunjung mengenai sesi foto pre-wedding dalam museum, untuk saat ini pengelola belum dapat memenuhi permintaan tersebut.

Terakhir, selama pandemi, pengunjung agar selalu menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker dan memakai hand sanitizer.

BACA JUGA: Museum Tsunami Aceh Diserbu Pengunjung di Hari Libur Lebaran, Ini Jumlahnya

Parkir yang Luas Bagi Pengunjung

4. Menyimpan barang pada loker

Saat hari kunjungan, pengunjung yang membawa kendaraan baik roda dua maupun roda empat, bisa parkir dalam halaman museum. Tempatnya sendiri cukup luas dan bisa menampung sekitar delapan mobil.

Kemudian sebelum mulai tur keliling, pengunjung untuk menyimpan semua barang seperti tas dan jaket pada loker yang sudah ada.

“Tas, jaket, atau barang bawaan badan lainnya bisa  dalam loker, agar tidak berpotensi menyenggol benda-benda koleksi museum,” ujar seorang pemandu bernama Jodi saat akan memulai tur.

Setelah menyimpan barang, pengunjung juga harus mengganti alas kaki dengan sendal khusus saat berada pada pintu masuk utama.

BACA JUGA: Museum Benteng Vredeburg, Peninggalan Belanda di Tanah Keraton Yogyakarta

5. Boleh berfoto pada area luar ruangan

Selama mengikuti tur keliling museum yang sebelumnya merupakan tempat tinggal pribadi sang pemilik bernama Sjahrial Djalil melarang pengunjung mengambil foto dalam ruangan.

Meski benda-benda kuno dalam museum sangat ciamik dan cocok menjadi konten, pengunjung hanya bisa berfoto pada area luar ruangan atau kebun saja.

Kendati demikian, tidak perlu bersedih karena area kebun juga sangat cantik untuk difoto maupun sekedar menjadi tempat istirahat.

Suasana perkebunan di Museum di Tengah Kebun yang asri dan sejuk karena dipenuhi berbagai pohon rindang, tentunya bisa menjadi kenikmatan tersendiri. ***

Sumber: Kompas.com

Pos terkait