TURISIAN.com – Bandung Timur kembali menggetarkan panggung musik. Minggu, 5 Oktober 2025, kawasan Teras Sunda Cibiru menjadi titik pertemuan ratusan penikmat musik bawah tanah dalam gelaran Bandung Musik Journey: East Pride 2025.
Acara yang menjadi bagian dari pra-event Asia Africa Youth Forum (AAYF) 2025 ini menampilkan beragam musisi.
Termasuk seniman, dan pelaku kreatif dari kawasan yang selama ini dikenal sebagai dapur lahirnya musik-musik alternatif di Kota Kembang.
Sementara itu Wali Kota Bandung Muhammad Farhan menyebut, Bandung Timur punya karakter budaya yang khas.
“Dulu sempat muncul istilah ‘orang Bandung coret’. Tapi justru dari semangat itulah lahir ekspresi pemberontakan yang positif, terutama lewat musik yang tidak mainstream,” ujar Farhan di sela acara.
Ia menyinggung geliat musik bawah tanah (underground) dari kawasan Ujungberung, yang sejak dekade 1990-an menjelma menjadi ikon kebebasan berekspresi.
“Dari situ lahir scene musik yang mendunia dan membanggakan Kota Bandung,” katanya.
Bagi Farhan, musik dan seni di Bandung Timur bukan sekadar hiburan, melainkan bentuk artikulasi sosial.
“Ada yang mungkin terganggu dengan simbol atau visualnya. Tapi itu bagian dari cara mereka menyampaikan perasaan dan gagasan. Ini bukan hal yang salah, melainkan bagian dari seni Bandung Timur,” ujarnya.
BACA JUGA: Jak-Japan Matsuri 2025 Menjadi Magnet Warga Jakarta, Antara Musik dan Aroma Takoyaki
Tumbuh Secara Organik
Ia menilai, komunitas musik di Bandung telah tumbuh secara organik dan mandiri. Pemerintah, kata dia, kini berperan bukan untuk mengatur, tapi untuk mendengarkan.
“Sekarang saatnya pemerintah tidak diam, tapi mendengarkan dan memberi dukungan sebisa mungkin,” ujarnya.
“Mereka sudah punya wadah dan berkembang sendiri, jadi tugas kita memastikan ekosistemnya tetap hidup dan inklusif,” sambung Farhan.
Sedangkan, Wakil Wali Kota Bandung Erwin menambahkan, Bandung Musik Journey adalah wujud nyata semangat kolaborasi dan keberagaman.
Ia menyebut Bandung sebagai kota yang hidup oleh suara, nada, dan karya.
Gelaran East Pride 2025 melanjutkan seri dokumenter Bandung Music Journey yang sebelumnya mengangkat tema West Pride, Central Pride, North Pride, dan South Pride.
Melalui seri ini, setiap kawasan Bandung diperkenalkan sebagai destinasi musik dan budaya yang tumbuh dari komunitasnya.
Tahun ini, tema “East Pride” dipilih untuk merayakan Bandung Timur sebagai episentrum kreativitas.
Tempat di mana semangat pemberontakan berubah menjadi energi kolektif, dan musik menjadi bahasa kebebasan. ***