TURISIAN.com – Wisata budaya di Kota Solo (Surakarta) memang mengasyikkan karena banyak objek peninggalan keraton yang menarik untuk Sobat Turisian kunjungi. Salah satunya bangunan cagar budaya Ponten Mangkunegaran. Berupa bangunan sebuah MCK (mandi, cuci, kakus) atau toilet umum hasil pemikiran Mangkunegara VII.
Mangkunegara VII sendiri merupakan pemimpin Pemerintahan Mangkunegaran dari tahun 1916 – 1944. Beliau berpandangan modern pada zamannya dan berhasil meningkatkan kesejahteraan di wilayah Praja Mangkunegaran melalui usaha perkebunan.
Pada tahun 1936, KGPAA Mangkunegara VII tersebut meminta arsitek Belanda, Thomas Karsten untuk merancang alat mandi, cuci dan kakus (MCK) umum. Masyarakat luar menyebutnya sebagai Ponten Mangkunegaran. Hal ini sebagai bentuk kecintaan Mangkunegara VII kepada rakyatnya.
Thomas Karsten (1884 – 1945) sendiri merupakan seorang arsitek dasal Belanda yang piawai memadukan unsur Barat dan Jawa dalam mendesain pembangunan fasilitas perkotaan. Keinginannya, dalam membangun suatu bangunan harus ada keserasian dan kenyamanan antara pengguna. Kemudian lingkungan sekitar dan indera mata manakala memandang.
Selanjutnya pada tahun 2007, Ponten Mangkunegaran tersebut mengalami pemugaran. Akhirnya, tahun 2013, tempat ini tercatat sebagai bangunan cagar budaya Kota Solo.
Bangunan Ponten
Ketika berkunjung ke Ponten Mangkunegaran tersebut, Sobat Turisian akan melihat tiga ruang. Sebelah timur berfungsi untuk laki-laki dan barat untuk wanita. Serta bagian di tengah-tengah terdapat pancuran untuk mandi anak-anak. Kemudian di bagian depan terdapat taman sebagai tempat bermain atau sekadar duduk-duduk santai.
Baca juga: Menikmati 5 Tempat Wisata Kota Solo yang Bikin Liburan Makin Seru
Lanjut lagi, pada bagian kanan kiri terdapat bilik mandi yang untuk mencapainya harus melewati semacam labirin. Setiap bilik lengkap dengan tujuh pancuran dan satu shower besar di bagian tengah. Khusus di bilik kanan terdapat dua toilet yang terpisahkan oleh dinding. Setiap bilik mempunyai penghubung dengan sumur di bagian luar.
Ponten Mangkunegaran ini memadukan arsitektur modern dan tradisional pada fasadnya. Uniknya, bangunan ini tidak memiliki pintu penutup ataupun atap. Awalnya tempat tersebut menggunakan sistem aliran air mandiri (bukan dari sumur) hingga tahun 1959. Namun setelah itu ponten menggunakan air sumur.
Rancangan sanitasinya cukup baik, dengan mengalirkan air langsung ke Kali Pepe yang berseberangan langsung dengan ponten. Termasuk sistem sanitasi modern kala itu. Ponten merupakan bangunan terbuka dengan denah yang simetris pada atap serta terdiri dari beberapa ruang untuk mandi cuci dan kakus (MCK).
Ikon Sanitasi Nasional
Suasana sekitar Ponten Mangkunegaran cenderung sepi dan teduh. Kini bangunan ini sudah tidak berfungsi lagi sebagai MCK, karena warga sekitar sudah memiliki MCK di rumah masing masing. Meski begitu, ponten tersebut membuktikan bahwa pemerintahan Mangkunegaran di masa lalu sudah menyadari pentingnya sanitasi kesehatan untuk warganya.
Situs Ponten Mangkunegaran ini merupakan salah satu bentuk terbaik dari sisi arsitektur. Lalu sisi teknis dan ekologis pada sebuah bangunan MCK umum yang berdiri awal abad 20.
Sekarang, Ponten akan diproyeksikan menjadi ikon sanitasi Nasional. Nantinya dapat menjadi sarana pendidikan ekologi yang merupakan bagian dari Kota Surakarta sebagai Kota Eco-Cultural.
Baca juga: Berkunjung ke Masjid Laweyan, Bersejarah dan Tertua di Surakarta
Objek wisata sejarah dan budaya Ponten Mangkunegaran pun menarik untuk Sobat Turisian jadikan sebagai spot swafoto. Bangunannnya unik, eksotik dan tentunya akan instagenic banget. Lokasinya berada di Jl. Ngebrusan, Kestalan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta, Jawa Tengah.*