Pengelola Objek Wisata Sumedang Sesalkan Tarif Tol Cisumdawu

Tarif Tol Cisumdawu
Inilah titik pertemuan tol Cisumdawu-tol Cipali ( Video Drone). Tepatnya, berada Lokasi Pertemuan Desa Palasah Kecamatan Kertajati Kabupaten Majalengka. (Instagram/@majalengkaviral

KLIKNUSAE.com – Pengelola objek wisata di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat menyesalkan kebijakan yang diterapkan PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT).

Terutama dalam menerapkan tarif tol yang dinilai terlalu tinggi. Hal ini, akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kunjungan wisatawan yang sedang beranjak naik ini.

“Tarif tol yang diberlakukan terlalu mahal. Sangat berdampak kurang baik terhadap wisatawan. Kalau menau menaikan, sebaiknya secara bertahap. Jangan sekaligus seperti ini,” kata Wakil Ketua Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI) Jawa Barat, Nana Mulyana ketika dihubungi Turisian.com, Selasa 28 Februari 2023.

Menurut Nana, menilai pengelola tol Cisumdawu juga belum mempersiapkan penunjuk arah ke beberapa objek wisata yang akan dilewati jalur ini.

BACA JUGA: Mulai 28 Februari Jalan Tol Cisumdawu Berlakukan Tarif Resmi

Ia pun mengusulkan adanya billboard gratis atau papan reklame gratis di Jalan Tol Cisumdawu.

Reklame yang memuat informasi tempat wisata di Sumedang itu dipasang di setiap akan mendekati pintu tol.

Dengan demikian, para pengguna tol bisa segera mengambil keputusan cepat untuk keluar tol dan singgah di suatu tempat wisata di Sumedang.

“Kami usulkan itu. Misalnya di Jatinangor ada Jans Park. Ada Tahu Sari Kedelai. Kan, bisa dibuat billboard-nya di sebelum pintu tol Jatinangor,” kata Nana Mulyana yang juga Ketua PHRI Sumedang ini.

Bentuk Keperpihakan Dunia Usaha

Begitu pula seterusnya. Di Pamulihan, Sumedang, Cimalaka, ada reklame serupa.

BACA JUGA: Rest Area Heritage Paling Unik di Sepanjang Tol Trans Jawa, Ini Isinya

“Itu merupakan bentuk keberpihakan terhadap dunia usaha,” kata Nana.

Nana mengklaim bahwa pengguna tol dari Jakarta hingga Bandung penumpang mobilnya selalu fokus pada ponsel.

Namun tidak demikian ketika mereka masuk ke Sumedang. Pandangan teralihkan ke pemandangan yang indah sepanjang tol.

“Kami telah bicara juga dengan Dinas Pariwisata (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang terkait hal ini, tapi nihil respons,” kata Nana.

Jika pihaknya (PUTRI dan PHRI) memang tak bisa langsung bicara ke PT CKJT sebagai perusahaan pengelola Tol Cisumdawu.

BACA JUGA: Air Terjun Humogo Gunungsitoli, Tempat yang Pas Buat Refreshing

Pemerintah dengan PT CKJT

Alasanya, jika hal itu dilakukan yang terjadi nantinya akan muncul  “transaksi”. Sementara yang diinginkan pengusaha pariwisata adalah billboard gratis.

“Maka yang harus menjalin hubungan adalah pemerintah dengan PT CKJT. Jikapun tak bisa gratis, bisa kan dibicarakan,” tandasnya.

Kembali ke soal tarif tol Cisumdawu, lanjut Nana, ada baiknya dikaji ulang. Setidaknya, bisa dikurangi untuk membantu memulihkan sektor pariwisata.

Apalagi saat ini,  sektor pariwisata baru pulih, seharusnya PT Citra Karya Jabar Tol (CKJT) memberlakukan tarif tol secara bertahap.

Menurut Nana, PT CKJT harus lebih bijak lagi dalam mengusulkan tarif yang kemudian disahkan melalui keputusan Menteri PUPR.

BACA JUGA: Selain Waduk Jatigede, Ini 5 Spot Wisata Menarik di Sumedang

“Dengan tarif sekitar Rp 1.250 per Kilometer (untuk kendaraan kecil) dirasa sangat memberatkan. Alangkah bijak jika PT CKJT menerapkan harga secara bertahap. Jangan langsung di atas Rp 1.000,” pinta Nana.

Kenaikan sebaiknya diterapkan jika ruas tol telah tersambung dari Cileunyi di Kabupaten Bandung, hingga Dawuan di Kabupaten Majalengka.

“Sumedang ini kan  baru saja akan menggeliat pariwisatanya. Sebelumnya, okupansi pengunjung cukup bagus selama tol dibuka gratis 2,5 bulan. Wisatawan ke Sumedang juga ramai,” kata Nana.

Dengan tol berbayar dengan tarif mahal, kondisi pariwisata di Sumedang kembali dipertaruhkan.  ***

Pos terkait