Berkunjung ke Pusat Konservasi Elang Kamojang, Tak Sekedar Melihat Satwa

Pusat Konservasi Elang Kamojang
Pusat Konservasi Elang Kamojang di Garut, Jawa Barat menjadi salah satu tujuan wisata yang menawarkan pemandangan alam pegunungan dan beragam elang. Foto: Dok.

TURISIAN.com – Mengunjungi Kota Dodol, Garut Jawa Barat, cobalah mampir ke Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK).

Lokasinya, berada di Kecamatan Samarang atau 1 jam 8 mnt (27,4 km) dari Kota Garut melalui lewat Jl. Raya Kamojang.

Selain menjadi pusat rehabilitasi satwa dilindungi tersebut, juga menjadi tempat edukasi terutama bagi kalangan pelajar dan mahasiswa.

Bahkan, keberadaannya telah menjadi objek wisata baru yang menyuguhkan edukasi tentang burung elang bagi masyarakat luas.

Salah satu petugas di Pusat Konservasi Elang Kamojang  Ari menerangkan, kawasan Kamojang tersebut merupakan salah satu tempat migrasi elang.

BACA JUGA: Piknik ke Garut, Mampirlah ke Pabrik Dodol Legendaris Ini

Saat ini, ada sekitar 50 ekor elang lebih yang berada di kawasan perbukitan berhawa sejuk itu yang ditempatkan dalam kandang.

“Kami juga telah membangun pusat informasi yang menyajikan berbagai hal mengenai elang. Masyarakat terutama pelajar dan mahasiswa banyak yang berkunjung ke sini. untuk belajar dan melihat elang dari dekat di kandang display,” imbuhnya.

Salah satu elang yang beradea di Pusat Konservasi Elang Kamojang, di Garut, Jawa Barat. Foto: Dok

Elang-elang di PKEK diperoleh antara lain dari hasil sitaan dan penyerahan secara langsung dari masyarakat yang datang ke sana.

Berdasar hasil pemeriksaan medis, fisik hingga karakter, maka elang-elang akan ditempatkan dalam kandang yang terbagi dalam tiga zona.

BACA JUGA: Event 210 Domba Guling di Garut Mei 2023 Bakal Pecahkan Rekor MURI

Selain kandang karantina dan display, ada juga kandang yang ditempati elang-elang yang siap dilepasliarkan di alam bebas.

Hanya saja pengunjung tidak diperkenankan memasuki zona ini.

Di kandang display, pengunjung akan menjumpai beragam jenis elang seperti elang bondol, elang ular, elang brontok gelap, elang ular natuna hingga elang jawa.

Konon, kata Ari, elang yang disebut belakangan adalah yang paling dekat dengan wujud lambang negara Indonesia, Burung Garuda.

Kelestarian sebuah ekosistem

Di setiap kandang terdapat informasi terkait identitas elang. Seperti nama panggilan, jenis, asal satwa, tanggal kedatangan ke kawasan PKEK, keterangan mengenai fisik.

Hingga status apakah elang tersebut terancam punah dan sebagainya.

BACA JUGA: Beredar Video Ini Pasca Gempa Garut, Menggambarkan Suasana Pantai Sayang

Sayang, di kandang display ini banyak elang yang sudah tidak memungkinkan untuk dilepasliarkan oleh sebab sayapnya patah sehingga tidak bisa lagi terbang maksimal.

Elang adalah jenis top predator (pemangsa puncak) pada piramida makanan sebuah ekosistem. Bahkan, elang menjadi indikator terakhir akan kesehatan, keseimbangan dan kelestarian sebuah ekosistem.

Di PKEK, elang yang akan dilepasliarkan akan berada di kandang karantina terlebih dahulu.

Tentu saja, elang akan kembali beradaptasi misalkan dalam cara menangkap makanan atau mangsa dan kemampuan terbangnya.

“Karena sebelumnya ada di tangan warga, maka otomatis cara makan, karakter dan kemampuan terbang elang berubah,” ungkapnya.

BACA JUGA: Taman Satwa Cikembulan Membludak, Pengunjung Tembus 1.000 Orang Per Hari

“Perlahan harus dikembalikan seperti berada di habitatnya. Berada di kandang karantina elang bisa membutuhkan waktu 3 bulan tergantung kondisinya,” sambungnya.

Salah satu permasalahan konservasi elang di Indonesia adalah kerusakan habitat termasuk di dalamnya deforestasi, degratasi, dan fragmentasi kawasan hutan yang menjadi habitat utama satwa jenis elang.

Habitat elang tersebut terus terdesak oleh perambahan dan alih fungsi lahan yang terus-menerus dilakukan manusia.

Sebagai jenis pemangsa puncak, elang berfungsi untuk mengatur dan menyeimbangkan ekosistem sebuah kawasan dengan mengatur populasi mangsanya seperti tikus, kadal, ular, burung dan sebagainya dalam radius daya jelajahnya. ***

Pos terkait