Twitter Stop Platform Medsos lain yang Mengandung Unsur Promosi

Twitter
Ikon Platform Media Sosial. Foto: Dok. Pixabay.com

TURISIAN.com –  Layanan jejaring sosial dan mikroblog daring, Twitter menegaskan bahwa pihaknya akan menghapus akun-akun media sosial lain yang berpromosi.

Kebijakan tersebut ditujukan kepada akun yang dibuat untuk mempromosikan platform media sosial lain.

Termasuk,  konten-konten yang berisi tautan atau username seperti Facebook, Instagram, Mastodon, Truth Social, Tribel, Nostr, dan Post.

“Kami menyadari bahwa banyak pengguna kami yang aktif di platform media sosial lainnya. Namun, kami tidak lagi mengizinkan promosi gratis untuk platform media sosial tertentu di Twitter,” kata Twitter dalam sebuah cuitan pada Senin, 19 Desember 2022.

BACA JUGA: Gadget Besutan Realme Ini Cocok untuk Travelling, Kameran Keren Lho

Sebagaimana diketahui, Twitter pertema kali muncul sebagai platform daring yang memungkinkan penggunanya untuk mengirim dan membaca pesan berbasis teks hingga 140 karakter.

Namun, pada tanggal 7 November 2017 bertambah hingga 280 karakter yang dikenal dengan sebutan kicauan.

Pengumuman itu membuat mantan CEO Twitter Jack Dorsey yang baru-baru ini berinvestasi di Nostr bertanya-tanya. “Mengapa?” katanya membalas unggahan tersebut.

BACA JUGA: Catat! Jadwal Line Up Artis Jazz Atas Awan di Dieng Culture Festival 2022

Menurut laporan Kantor Berita Reuters, Twitter pada pekan lalu membubarkan Dewan Kepercayaan dan Keamanan mereka.

Padahal, mereka merupakan kelompok sukarelawan yang dibentuk pada 2016 untuk memberi nasihat tentang pengambilan keputusan terkait situs.

Elon Musk juga telah memecat para petinggi dan memberhentikan sekitar setengah dari tenaga kerjanya sambil mempertimbangkan biaya untuk berlangganan Twitter Blue.

BACA JUGA: 4 Gerbang Ikonik Borobudur Ini Jadi Spot Menarik untuk Berswafoto

Tak hanya itu, Musk juga menangguhkan akun beberapa jurnalis tentang pesawat miliknya.

Namun, Musk kemudian memulihkan akun mereka setelah mendapat kritik dari berbagai pihak.

Mulai dari pejabat pemerintah, kelompok advokasi, dan organisasi jurnalis dari berbagai belahan dunia pada Jumat lalu.

Merejka, yang mengatakan bahwa keputusan Elon Musk ‘memblokir’ akun jurnalis pada platform tersebut membahayakan kebebasan pers. ***

Pos terkait