TURISIAN.com – Para delegasi yang sedang mengikuti KTT G20 di Bali berkesempatan mengunjungi objek wisata hasil pengembangan blended finance (pendanaan campuran).
Mereka dibawa ke kawasan Forum Tri Hita Karana (THK) ke Pulau Serangan, Denpasar, Bali.
“Ini showcase di dalam G20 forum THK, jadi menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia sudah mulai menggunakan blended finance,” kata Leonardwicreativedo Teguh Sambodo, Direktur Industri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas seperti dikutip Turisian.com dari Antaranews, Senin 14 November 2022.
Menurut Teguh, belnded finance merupakan kolaborasi publik dan swasta untuk membiayai pengembangan pariwisata berkelanjutan.
BACA JUGA: Air Terjun Grojog Sambeh Bali yang Cantik dan Memanjakan Mata
“Kalau temanya Pulau Serangan pariwisata berkelanjutan dengan lanskap kota bersejarah,” ujarnya.
Teguh menuturkan bahwa sebanyak 40 delegasi dari forum Tri Hita Karana yang ikut berasal dari Malaysia, Vietnam, India, dan Uni Eropa.
Dengan objek yang didatangi yaitu Pura Sakenan dan Turtle Conservation and Education Center (TCEC).
Bappenas ingin menunjukkan keseriusan Indonesia dalam penerapan pendanaan campuran di luar sekadar perjanjian di atas kertas.
Lembaga Penjamin Simpanan
Maka Pura Sakenan menjadi contoh adanya kolaborasi blended finance dengan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan TCEC yang dibantu PT Pertamina.
BACA JUGA: Tanah Wuk Bali, Spot Wisata yang Menyenangkan Buat Liburan
“Kami mengajak ke sini untuk juga memperlihatkan kepada dunia bahwa ada modalitas di Desa Serangan. Baik itu pura atau pusat konservasi yang bisa dikembangkan lebih lanjut,” ungkapnya.
“Harapannya kalau orang sudah kenal, kemudian ada ketok tular mungkin ke depan lokasi-lokasi yang sifatnya volunter seperti TCEC bisa mendapat lebih banyak dukungan,” sambung Teguh.
Kepada media di Denpasar, Teguh juga bercerita soal reaksi para delegasi saat mengunjungi objek wisata tersebut.
Seperti Pura Sakenan yang dikagumi karena sejarahnya yang telah berdiri sejak abad ke-10 dan interaksi yang aktif antara delegasi dengan pengempon pura.
BACA JUGA: Instalasi Seni Karya Seniman Bali Tampil di Sejumlah Titik Bandara, Sambut KTT G20
“Mereka juga terkesan dengan pura warisan sejarah itu. Karena menggunakan teknologi Augmented Reality dan kode QR,” paparnya.
Jadi, orang bisa berwisata mandiri. Ini juga jadi pembelajaran untuk mengembangkan pariwisata, dengan menggabungkan nilai sejarah dengan teknologi, tambahnya.
Delegasi G20 dari forum Tri Hita Karana mengunjungi Turtle Conservation and Education Center
Untuk TCEC, kata Teguh, delegasi G20 dari forum THK terkesan karena adanya penyelamatan penyu dari perdagangan ilegal. Sehingga objek satu ini dinilai tak hanya menyelamatkan penyu namun juga generasinya.
Teguh mengatakan, forum Tri Hita Karana sendiri dibentuk sejak IMF World Bank 2018.
Sejak itu visi mereka untuk mendorong upaya kolaborasi, terutama mengingat pendanaan pembangunan di setiap negara terbatas untuk dapat mewujudkan target-target pembangunan berkelanjutan. **
