TURISIAN.com – Menjelajahi Maluku tak lepas dari sejumlah benteng peninggalan masa kolonial dulu. Seperti situs Benteng Wantrouw atau Wantrouw Fort. Cocok banget buat Sobat Turisian pecinta wisata sejarah untuk tujuan liburan berikutnya.
Situs benteng bersejarah ini terletak di Desa Tomalehu Timur, Pulau Manipa, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku. Bangunan ini berdiri pada masa VOC tepatnya di tahun 1641. Namun kini Sobat Turisian hanya bisa melihat sisa-sisa reruntuhan dan tak utuh lagi.
Lokasi Benteng Wantrouw tidak jauh dari pinggir pantai sehingga menyajikan panorama alam sekitar yang cukup indah. Dulunya bangunan ini tersusun atas batu-batu koral, dengan luas bangunan awalnya sekitar 2500 m2. Dengan bentuk bangunan yang tidak terlalu besar.
Pembangunan benteng tersebut bertujuan sebagai gudang penyimpanan cengkeh, hasil alam unggulan dari Manipa. Tempat ini berfungsi sebagai gudang penyimpanan sementara sebelum nantinya hasil alamnya diangkut ke Pulau Ambon.
Benteng Wantrouw sama seperti benteng pertahanan lain yang berbentuk bangunan berukuran tidak terlalu besar. Biasanya terisolasi dan dalam bentuk bangunan tunggal, serta berfungsi sebagai pertahanan dari musuh yang tidak terlalu kuat. Umumnya benteng jenis ini berdenah segi empat dan pada dindingnya terdapat jendela bidik.
Baca juga: Air Terjun Waisia Rumakay Pesona Alam dari Seram Bagian Barat
Beberapa benteng pertahanan atau blockhouse di Indonesia yang cukup terawat dan lengkap dengan pagar keliling. Di antaranya Benteng Wantrouw di Pulau Manipa, Seram Bagian Barat, Maluku, serta Benteng Amsterdam di Pulau Ambon.
Peristiwa Sejarah di Benteng Wantrouw Maluku
Tahun 1656 Gubernur De Vlaming van Oudshoorn dengan ketat membatasi penanaman serta pembudidayaan cengkeh di pulau ini. Termasuk pula di Pulau Buru, Seram, dan sejumlah pulau kecil lainnya.
Kelebihan pohon cengkeh segera ditebang, sehingga membuat penduduk setempat membenci VOC. Kemudian memberontak dan membunuh siapa saja yang ada di dalam Benteng Wantrouw. Ketika itu benteng berada di bawah pimpinan seorang wakil kepala perdagangan. Sementara kepala perdagangan sedang berobat di Ambon.
Selanjutnya di bawah pimpinan Arnold de Vlaming, VOC membalas dengan membumihanguskan tanaman dan penduduk setempat. Sehingga membuat Pulau Manipa bagaikan neraka. Banyak sekali penduduk di pulau ini yang melarikan diri dan mati kelaparan.
Kala itu Benteng Wantrouw memiliki penjaga sekitar 20 tentara di bawah pimpinan seorang sersan. Setelah peristiwa pembumihangusan tersebut, para tentara itu tidak mempunyai banyak kegiatan. Nyaris seluruh pohon cengkeh di Pulau Manipa rusak dan para penduduk sudah melarikan diri ke pedalaman.
Baca juga: Tiga Makanan dari Sagu Khas Maluku yang Tak Boleh Dilewatkan
Pada tahun 1768 ada pernyataan bahwa Benteng Wantrouw tidak layak huni. Lalu pada tahun 1785 sebagian bangunan benteng roboh dengan sendirinya.*