TURISIAN.com – Kepulauan Selayar di Sulawesi Selatan menyimpan banyak warisan budaya yang unik dan menarik, salah satunya Tari Boda. Kesenian tradisional ini merupakan bentuk suka cita dalam menyambut bulan purnama.
Pementasan Tari Boda hingga kini masih tetap ada pada acara-acara tertentu. Filosofi tarian ini yaitu ekspresi kegembiraan menyambut datangnya bulan purnama. Pada zaman dahulu, tari ini dimainkan oleh sejumlah anak kecil dengan nyanyian berbahasa Selayar.
Ciri khas kesenian Selayar ini, terletak pada propertinya berupa boda (bambu) yang dipukul berirama mengiringi tiap langkah dan gerak penari yang biasanya anak laki-laki. Di masa lampau, memainkan Tari Boda biasanya dihalaman rumah atau di tanah lapang saat sinar purnama bersinar terang.
Pada acara seremonial di Kepulauan Selayar, tari ini kerap tampil untuk menyambut tamu yang berkunjung ke Bumi Tanadoang tersebut. Dalam konteks kekinian, tarian ini menggambarkan luapan kegembiraan atas kedatangan tamu di kampung ini.
Baca juga: Mengenal A’tojeng, Permainan Ayunan Raksasa Tradisional Kepulauan Selayar
Kalau suatu waktu Sobat Turisian berkunjung di Kepulauan Selayar dan sedang berlangsung acara seremoni pemerintahan setempat, pasti bisa melihat pentas tarian ini. Peringatan Hari Ulang Tahun Kepulauan Selayar yang jatuh setiap tanggal 29 November, biasanya menjadi ajang pementasan tari yang dari sekumpulan anak berusia belia.
Pakaian & Lagu Tari Boda Selayar
Biasanya anak-anak yang memainkan Tari Boda memakai celana sebatas lutut, baju dengan potongan hingga ke pangkal lengan. Serta melilitkan sarung di pinggangnya masing-masing.
Lagu yang mengiringinya adalah ungkapan rasa senang dengan kehadiran bulan purnama. Dahulu, kedatangan purnama biasanya menjadi kesempatan untuk bermain di malam hari atau melakukan ritual adat tertentu.
Tari Boda Warisan Asli Leluhur Selayar
Beberapa penggiat seni dan budaya Kepulauan Selayar mengklaim bahwa Tari Boda merupakan salah satu kesenian yang lahir dari tradisi leluhur masyarakat di masa lampau. Tanpa ada pengaruh dari budaya luar seperti pada beberapa kesenian yang mendapat pengaruh budaya Bugis Makassar.
Baca juga: Wisata Tamamelong Selayar, Tempat Asik Buat Refreshing dan Berburu Foto Ciamik
Ada pula kesenian lain yang merupakan tradisi dan kebudayaan asli Selayar, yaitu kesenian Battik-battik dan Dide. Battik-battik adalah nyanyian berbahasa Selayar dengan iringan musik rebana dan gambus. Sementara Dide sang pelantun lagu juga sambil memainkan rebana.*