TURISIAN.com – Wisata Religi Bukit Aitumeiri di Miei, Wasior, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat kini terus dipoles menjadi lebih menarik.
Pengembangan wisata yang terkenal dengan situs batu peradaban itu dalam rangka menyambut perhelatan Sail Teluk Cenderawasih pada Juli 2023.
Bupati Teluk Wondama Hendrik Mambor yang dihubungi dari Manokwari, Rabu 29 Juni 2022 mengatakan penataan kembali kawasan wisata rohani Bukit Aitumeiri mulai dilakukan tahun ini.
Dan anggarannya pun sudah dialokasikan dalam APBD 2022.
Penataan situs Bukit Aitumeiri terbagi dalam dua bagian yaitu zona inti dan zona penunjang.
BACA JUGA: Menyelami Keindahan Kali Biru Warsambin, Sungai Sebiru Kristal di Papua
“Zona inti itu kan bisa dikerjakan kapan saja tanpa harus menunggu selesainya master plan. Karena zona inti itu kita kembalikan seluruh bangunan seperti aslinya,” katanya.
“Ini menjadi bagian dari beberapa program yang kita siapkan untuk mendukung Sail Teluk Cenderawasih tahun depan,” sambung Mambor.
Kediaman Misionaris Isack Semuel Kijne
Adapun zona inti meliputi rumah tua bekas kediaman misionaris Isack Semuel Kijne, asrama, dapur sekaligus ruang makan siswa.
Serta beberapa bekas bangunan yang dahulu menjadi bagian dari sekolah ataupun tempat Kijne mengajar orang Papua.
Beberapa bagian lain yang juga masuk dalam zona inti adalah tempat yang dikenal dengan Batu Peradaban.
Berada pada kaki Bukit Aitumeiri dan Batu Inspirasi yang berlokasi di bagian atas bukit.
BACA JUGA: Tari Perang Falabea, Lambang Semangat dari Tanah Papua
Selain mempersiapkan kawasan wisata religi Bukit Aitumeiri, Pemkab Wondama juga menyiapkan kawasan wisata pantai, wisata alam dan wisata bahari.
Semua itu untuk menyambut perhelatan Sail Teluk Cenderawasih yang akan diikuti sejumlah kabupaten di Papua dan Papua Barat di kawasan utara Pulau Papua itu.
“Bukit Aitumeiri ini masuk dalam wisata religi tapi juga sekaligus wisata budaya dan wisata sejarah. Karena dengan keberadaan situs sejarah Bukit Aitumeiri ini bukan hanya menjadi milik orang Wondama tapi sudah menjadi milik semua orang Papua,” jelas Bupati Mambor.
Hampir setiap tahun, katanya, selalu kunjungan dari para wisatawan ke Bukit Aitumeiri.
“Kunjungan ke Bukit Aitumeiri terus rutin berjalan setiap tahun. Artinya ikatan moral daerah ini sangat kuat sekali dengan orang Papua,” katanya.
BACA JUGA: Mengenal Eksotisme 5 Rumah Adat dari Tanah Papua yang Memiliki Keunikan
Situs religi Bukit Aitumeiri merupakan salah satu peninggalan penting dalam perjalanan peradaban orang asli Papua.
Sejarah di Pulau Mansinam
Selain menjadi bukti sejarah penyebaran agama Kristen di Tanah Papua – setelah pewartaan Injil pertama kali di Pulau Mansinam, Manokwari pada 1855 – di Bukit Aitumeirilah pertama kali berdiri sekolah formal.
Dimana, membuat orang asli Papua bisa tahu menulis membaca dan berhitung yang menandai lahirnya peradaban baru orang Papua.
BACA JUGA: Anggi Giji dan Anggi Gida, Pasangan Danau Memesona di Tanah Papua
Adalah Isack Semuel Kijne, misionaris asal Belanda yang menjadi tokoh sentralnya. Selain mengenalkan tulis baca dan hitung dengan mendirikan sekolah formal pertama pada 1925.
Kijne juga mengajarkan cara membuat lagu dan nyanyian bagi orang asli Papua serta banyak pengetahuan lainnya bagi orang asli Papua masa itu.
Sejarah masa lalu itulah yang membuat Kabupaten Teluk Wondama saat ini mendapat julukan sebagai Tanah Peradaban Orang Papua.
Adapun terkait wisata alam dan wisata bahari Pemkab Wondama terus berbenah dalam menghadapi kegiatan Sail Teluk Cenderawasih 2023 yaitu Kepulauan Auri dan Pulau Rumberpon. ***