Mengenal Eksotisme 5 Rumah Adat dari Tanah Papua yang Memiliki Keunikan

rumah adat papua

TURISIAN.com- Setiap daerah di Indonesia memiliki ragam hunian khas yang berbeda, salah satunya adalah dari Papua.

Apakah sobat Turisian sudah mengetahui nama dari rumah adat khas Papua? Honai mungkin salah satu jawabanmu saat ini.

Jawaban tersebut memang tepat, namun perlu diketahui bahwa tanah Papua memiliki ragam hunian khas selain Honai.

Dikutip dari akun Instagram @kemenparekraf.ri pada Jumat, 11 Maret 2022, berikut adalah lima keindahan rumah adat kebanggaan masyarakat Papua:

1. Honai

Dari rupanya, kamu pasti langsung teringat akan jamur yang berukuran besar.

Honai sendiri adalah rumah tradisional dari beberapa suku di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, salah satunya suku Dani.

Bangunan tempat suku Dani bernaung ini didirikan di tengah pegunungan Papua yang memiliki ketinggian sekitar 1.800 mdpl.

Semua atap rumah honai berbentuk seperti setengah bola atau kepala jamur, sementara dindingnya terbuat dari papan kayu serta ilalang atau jerami yang digunakan sebagai bahan untuk pembuatan atap serta lantainya.

Untuk alas tidur, warga suku Dani biasa menggunakan lakop atau pinde yang menyerupai bambu kecil dan panjang.

Kemudian jika kalian menelusuri lebih jauh ke dalam, traveller akan melihat sebilah balok kayu besar tepat di tengah ruangan yang digunakan sebagai tiang utama untuk menyangga Honai.

Ternyata, selain digunakan untuk menjadi tempat pertemuan saat menerima tamu, rumah honai diperuntukkan untuk dihuni oleh para lelaki dewasa saja.

2. Ebei

Rumah adat yang merupakan kebalikan dari rumah honai dimana hunian ini diperuntukkan khusus untuk perempuan.

Terutama perempuan yang telah beranjak dewasa, sebab di sinilah biasanya tempat yang digunakan anggota suku setempat untuk mendidik perempuan yang akan beranjak dewasa.

Beberapa ajaran yang diberikan secara turun temurun diantaranya adalah tentang tata cara mengurus rumah tangga serta keterampilan membuat noken, yakni tas anyaman tradisional khas masyarakat Papua yang terdiri dari kulit kayu pohon Nawa, Manduan atau Anggrek hutan.

3. Rumsram

Merupakan hunian khas dari suku Biak Numfor yang bermukim di pantai Utara Papua.

Memiliki fungsi kebalikan dari rumah Ebei, yakni dibangun khusus untuk mendidik anak laki-laki yang mulai beranjak dewasa dalam bertahan hidup.

Biasanya, ritual upacara adat yang dikenal sebagai Wor Kapanaknik dilakukan ketika anak laki-laki berusia sekitar 6 – 8 tahun, dimana usia tersebut dinilai sudah cukup bagi anak tersebut untuk berpikir lebih dewasa.

Kemudian anak-anak tersebut mendapat pendidikan seperti tanggung jawab sebagai kepala keluarga kelak, dan karena pendidikan tersebut berlangsung di rumsram, maka dikatakan pendidikan rumsram oleh penduduk setempat.

Rumsram sendiri memiliki tinggi 6 – 8 m dan dibagi menjadi dua lantai, dimana lantai pertama terbuka tanpa adanya dinding, dan disinilah anak lelaki mendapat pendidikan rumsram.

4. Rumah Pohon

Biasa dihuni oleh Suku Korowai yang hidupnya cenderung terisolasi di hutan, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota.

Rumah pohon ini menjulang tinggi dan biasa dibangun hingga ketinggian mencapai 50 meter di atas pohon dari permukaan tanahnya.

Penempatan rumah yang dibangun setinggi mungkin ini ditujukan untuk menghindari serangan hewan buas sebab dibangun di tengah pelosok hutan.

5. Kariwari

Bangunan kebanggaan dari Suku Tobati – Enggros yang berlokasi di teluk Youtefa dan danau Sentani, Jayapura.

Berbeda dengan honai maupun ebei yang cenderung bulat, bangunan kariwari berbentuk limas segi delapan yang terdiri dari dua lantai dan tiga kamar dengan fungsi yang berbeda.

Terbuat dari bambu, daun sagu hutan serta kayu besi yang telah menjadi arsitektur khas suku setempat.

Juga dianggap sebagai bangunan yang sakral oleh warga setempat, sebab bangunan ini didirikan khusus untuk tempat edukasi remaja laki-laki dan serta tempat beribadah, tidak diperuntukkan sebagai hunian.

Karena fungsinya inilah, kariwari memiliki posisi yang penting di dalam menjaga keberlangsungan budaya masyarakat Papua.

Keberagaman arsitektural masyarakat Papua merupakan tanda akan kekayaan budaya nusantara. ***

 

Pos terkait