Kebun Binatang Surabaya Kedatangan Satwa Komodo, Bertambah Jadi 134 Ekor

Kebun Binatang Surabaya
Komodo, satwa langkah yang dilindungi dan satu-satu-satunya ada di Indonesia. Foto: iStock

TURISIAN.com – Kebun Binatang Surabaya (KBS) kini menambah koleksi satwa komodo. Upaya penangkaran satwa langkah ini oleh pengelola cukup berhasil.

Sebanyak 29 ekor bayi komodo atau nama latinnya Varanus Komodoensis kembali menetas, sehingga bertambah menjadi 134 ekor.

Sebagai catatan, Komodo termasuk satwa langka yang hampir punah, dan keberadaannya dilindungi oleh pemerintah.

Habitat asli Komodo berada pada kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT).

BACA JUGA:Suraloka Zoo, Tempat Wisata di Yogyakarta Berisi Kebun Binatang Mini

Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, populasi komodo Indonesia pada tahun 2019 mencapai 3.022 ekor.

Jumlah ini cenderung meningkat dari tahun sebelumnya. Populasi komodo pada TN Komodo sebanyak 2.897 ekor pada 2018.

Spesies kadal terbesar  dunia ini tumbuh dengan panjang hingga 3 meter, dan beratnya bisa mencapai 135 kilogram.

Panjang Satwa Komodo

Komodo memiliki ekor yang sama panjang dengan tubuhnya. Dan memiliki 60 buah gigi bergerigi tajam dengan panjang sekitar 2,4 sentimeter.

BACA JUGA: Mau Cari Tempat Liburan Sekolah ? 13 Wisata Bogor Ini Bisa Jadi Pilihan

Dengan bertambahnya koleksi satwa komodo, KBS pun lebih siap dan percaya diri dalam mengemas wisata komodo seperti pada habitatnya di Pulau Komodo itu.

Kepala Departemen Animal Health KBS drh Nur Ali Faisol mengatakan, penetasan telur komodo terjadi pada Februari lalu. Sebelumnya 40 telur komodo yang dihasilkan dari dua pasang indukan mulai bertelur bulan Juli hingga Agustus.

“Dua pasang indukan itu menghasilkan 40 telur. Nah, dari 40 telur itu menetas 29 ekor,” kata Nur Ali, Senin (27/6).

Saat ini puluhan bayi komodo itu mendapat perlakuan khusus. Ditempatkan di kandang perawatan bayi satwa yang ada di kawasan KBS. Untuk kandang sendiri ada yang terkena sinar matahari langsung dan ada yang menggunakan tambahan lampu.

BACA JUGA: Piknik Asyik ke Jogja Exotarium – Mini Zoo Sleman, Cocok Buat Liburan Lebaran

“Ada dua lampu, yaitu lampu untuk penghangat dan lampu UV B. Untuk mengontrol sinar UV B,” terangnya.

Bayi-bayi komodo ini mendapat makan dua kali dalam seminggu. Menunya disesuaikan dengan kebutuhan satwa langka tersebut. “Hari Minggu kita beri makam daging yang kita cacah ditambah dengan telur. Kemudian hari Rabu kita tambahkan tikus putih,” ungkap Nur Ali.

Tahun Depan Ada Wisata Komodo

Sementara itu, Dirut PDTS KBS Choirul Anwar mengatakan, wisata komodo bakal direalisasikan tahun depan.

Dengan bertambahnya koleksi satwa tersebut membuat pihaknya kian optimistis wisata komodo jadi andalan baru KBS.

BACA JUGA: 14 Wisata Kuliner Surabaya Terpopuler yang Enak dan Murah, Bikin Ketagihan

Kini, pihaknya telah menyiapkan master plan dan desain di kebun mangrove sebagai tempat untuk penangkaran komodo.

“Keinginan kami adalah berkompetisi dengan Pulau Komodo di NTT. Apalagi pengembangan komodo di Kebun Binatang Surabaya sangat bagus,” ujarnya.

Choirul membeberkan, saat ini ada 134 komodo di KBS. Sejak awal komodo ada di KBS terus beranak pinak. Tahun 2010 jumlah komodo mencapai 80 ekor.

Pihaknya melakukan analisis tentang habitat komodo di kawasan KBS yang tidak jauh berbeda dengan di Pulau Komodo.

“Komodo ini cocok di daerah panas dan lembab,” tutupnya. ***

Pos terkait