TURISIAN.com – Dalam rangka mendukung Program “Jalur Rempah” Kemendikbudristek dan merayakan HUT ke-109 Purbakala, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Yogyakarta menggelar Pameran “Penunggang Gelombang”. Sebuah pameran sejarah arung samudra dan warisan budaya rempah Nusantara.
Acara ini merupakan hasil kolaborasi BPCB Yogyakarta dengan Departemen Sejarah UGM, Jurusan Tata Kelola Seni FSR ISI Yogyakarta, Yayasan Kinara Vidya. Serta mitra Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Pameran Penunggang Gelombang Yogyakarta ini berlangsung pada tanggal 14 – 21 Juni 2022. Bertempat di Gedung Cenderawasih, Teras Malioboro 1, Jalan Margomulyo, Yogyakarta. Buka setiap hari dari pukul 09.00 – 21.00 WIB. Dengan kurator Dr. Sri Margana, M.Phil.
Di dalamnya akan menampilkan mozaik sejarah arung samudra dan perdagangan rempah para pelaut Nusantara. Sejak “gelombang pertama” di awal-awal Masehi berdasarkan berbagai catatan para pelaut, kartografis, litograph, dan penulis asing. Serta bukti-bukti prasasti, artefak yang ditemukan di Indonesia, hingga kejayaan maritim Mataram pada abad ke-17.
Baca juga: Nikmati Kemeriahan Tiga Event Yogyakarta di Bulan Juni 2022!
Salah satu yang paling unik dalam Pameran Penunggang Gelombang tersebut, yaitu menampilkan karya perupa kontemporer Indonesia ternama, Titarubi. Berupa karya seni instalasi berbahan alam dan logam mulia.
Latar Belakang Tema Pameran “Penunggang Gelombang”
Pada masa lampau rempah-rempah Indonesia telah diperdagangkan oleh para pelaut Nusantara ke berbagai belahan dunia. Berlangsung sejak ratusan tahun sebelum Masehi, hingga kedatangan bangsa-bangsa asing ke Nusantara.
Periode tersebut dapat dianggap sebagai “The First Wave” (Gelombang Pertama) dari perdagangan rempah dunia. Dengan pemeran utama pelaut-pelaut Nusantara sendiri.
Penemuan petunjuk-petunjuk atas aktivitas arung samudra para pelaut Nusantara ini, terdapat pada catatan dan literatur-literatur klasik. Hasil tulisan para pelaut, kartografer, dan sejarawan asing. Di antaranya Ptolomeus, Herodotus, dan juga penulis-penulis anonim, seperti The Periplus of the Erythraean.
Baca juga: Museum Sonobudoyo Yogyakarta Sajikan Koleksi Benda Bernilai Budaya Ilmiah
Dari sumber-sumber ini banyak julukan diberikan pada para pelaut Nusantara itu. Antara lain “Penunggang Gelombang” dan juga “Setan Laut”.*
Sumber: @bpcb_diy