Mencicipi Kelezatan Kuliner Khas Kendari, Coba 4 Makanan Ini

Kuliner Khas Kendari
Kue Bagea, merupakan salah satu kuliner khas Kendari. ( Instagram.com /@yolandaliee.kitchen)

TURISIAN.com – Keistimewaan daerah ini adalah karena berada di garis khatulistiwa. Tapi ada lagi yang membuat orang ingin tertarik berkunjung, sobat Turisian.

Apalagi kalau bukan kulinernya. Di Kota Kendari yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Konawe di sebelah Utara itu bisa ditemukan sajian sajian kulier khas Kendiri, Sulawesi.

Nah, jika kalian kebetulan sedang berada di  pantai Kota Kendari yang indahnya dan menawan, cobalah sejenak berkeliling untuk mencicipi cita rasa khas dari aneka kuliner yang tersedia.

Berikut 4 makanan khas Kota Kendari yang dihimpun Turisan.com pada Sabtu, 26 Maret 2022, buat nemani kalian berlibur di kota ini:

1. Sinonggi, Sejenis Papeda Khas Sulawesi

Salah satu kuliner khas tradisional yang ada di Kendari ini memang terlihat seperti papeda dari tanah Papua.

Belum lengkap namanya jika berwisata ke Kota Kendari tanpa menikmati cita rasa kelezatan sinonggi.

Kuliner ini merupakan kekayaan tradisi dari etnis Tolaki, yaitu salah satu suku yang mendiami wilayah Sulawesi Tenggara selain suku Muna, Buton dan Wolio.

BACA JUGA: 17 Tempat Wisata Kuliner Berbagai Daerah di Indonesia

Sinonggi terbuat dari tepung sagu yang biasa disajikan dengan ikan berkuah kuning di wadah terpisah.

Biasanya, sagu tersebut sudah dibentuk bulat-bulat, sehingga sobat turisian bisa mengkonsumsinya tanpa perlu repot untuk memotongnya.

Bulir sagu tersebut dimakan bersamaan dengan siraman kuah sayur ikan tersebut.

Hampir semua hotel yang ada di Kendari menjadikan sinonggi sebagai menu istimewa yang disajikan kepada para wisatawan.

Saking istimewanya, sinonggi kerap dijadikan menu pokok ketika menjamu tamu.

Namun, banyak juga warung di Kendari yang menjajakan sinonggi dengan harga yang lebih bersahabat.

Menggunakan Penjepit Kayu

2. Pisang Epe

Selain di Makassar, pisang epe juga bisa sobat Turisian temukan di Kota Kendari.

Dalam bahasa setempat, epe berarti kepit, dinamakan demikian karena memang seperti itulah proses pembuatannya.

Pisang yang akan dimasak terlebih dahulu dikepit atau dijepit dengan menggunakan alat khusus yang biasanya terbuat dari bilah kayu yang didesain sedemikian rupa untuk menjepit buah pisang ini.

Semakin banyak pedagang kaki lima yang menjajakan pisang epe, semakin banyak pula variasi yang tercipta.

Setelah membakar pisang, biasanya ragam variasi seperti aneka topping yang tersedia dapat bebas dipilih sesuai selera.

BACA JUGA: Sedapnya Singang, Makanan Khas Sumbawa Berbahan Ikan Laut

Mulai dari parutan keju, meses hingga siraman susu kental manis yang menggiurkan pun layak untuk dicoba.

3. Kue Bagea

Ini adalah salah satu kuliner khas Kota Kendari yang kerap dijadikan sebagai oleh-oleh maupun bingkisan kepada sanak keluarga.

Di Kendari, kue bagea biasa dibuat dari berbagai bahan dasar seperti tepung sagu, tepung terigu, minyak sayur, gula halus, serta tambahan biji kenari yang telah dicincang halus.

Tambahan bahan lainnya seperti kayu manis bubuk dan cengkeh bubuk juga semakin menambah cita rasa khas nusantara yang kaya akan rempah.

Kue bagea sangat cocok untuk dijadikan kudapan pendamping minum kopi maupun the.

Kue ini berbentuk bulat dan berwarna coklat terang, memiliki tekstur yang agak kering layaknya kue kering pada umumnya.

Ada banyak sekali pusat oleh-oleh di Kendari yang menjajakan kue bagea dengan harga yang sangat terjangkau.

BACA JUGA: Deretan Makanan Kesukaan Para Sultan Yogyakarta

Ikan Kaholeonarore

4. Lapa-lapa

Umat muslim di Kendari biasa menyantap lapa-lapa khususnya di bulan Ramadhan.

Lapa-lapa umumnya disantap bersama dengan menu pendamping lainnya seperti ikan asin, jenis ikan asin yang digunakan biasanya adalah ikan Kaholeonarore yang memiliki cita rasa khas.

Cara membuatnya hampir sama dengan ketupat, namun dengan bentuk yang berbeda.

Lapa-lapa terbuat dari beras yang dimasak bersama dengan campuran santan kelapa, lalu dibungkus dengan daun kelapa dengan bentuk memanjang dan terakhir diikat dengan tali dari batang pisang kering.

Proses memasak biasanya memakan waktu sekitar satu jam lamanya, dan dimasak di atas tungku.

Saat ini, hidangan lapa-lapa juga kerap dikonsumsi bersama dengan opor ayam maupun sate daging di bulan Ramadhan.

Dari keempat sajian kuliner di atas, kira-kira sobat turisian paling penasaran ingin mencicipi yang mana?***

Pos terkait