Turisian.com – Masa kanak-kanak adalah masa paling menyenangkan, dimana kamu masih bisa bermain sepuasnya. 7 Permainan tradisional anak ini juga bisa membuat kalian bernostalgia.
Berbicara tentang hal tersebut, sejauh ini ada berapa permainan di masa kecil yang masih kamu ingat?
Entah itu permainan yang dimainkan sendiri maupun berkelompok, semua sama serunya.
Namun, pernahkah kamu penasaran akan asal-usul dari ragam permainan tersebut?
Dikutip Turisian.com- dari Instagram @kemdikbud.ri pada Rabu, 16 Maret 2022, berikut adalah ragam permainan terpopuler anak Indonesia tempo dulu yang mengajakmu sejenak untuk bernostalgia:
1. Kolecer – Jawa Barat
Dalam bahasa sunda sendiri kolecer adalah sebutan untuk baling-baling.
Dahulu, mainan ini sangat populer loh di kalangan anak-anak khususnya daerah Jawa Barat.
Pada umumnya, kolecer terbuat dari bahan bambu yang memiliki ujung berbentuk menyerupai panah.
Lalu, dirangkai menggunakan tiang setinggi 5 meter, dan mainan ini biasanya diletakkan di tempat yang terbuka.
Tentunya di tempat yang juga memiliki angin yang cukup kuat, seperti perkebunan maupun di atas bukit.
Anak-anak biasa memainkan jenis kolecer yang berukuran kecil yang terbuat dari daun kelapa maupun tali bambu.
Sangat seru berlari sambil menggenggam kolecer yang berputar kencang karena pengaruh hembusan angin.
2. Panjat Pinang – Kalimantan Barat
Permainan wajib di perhelatan 17 Agustus ini adalah salah satu Warisan Budaya Takbenda yang berasal dari Kalimantan Barat.
Para pemanjat melakukan strategi dan bekerjasama untuk dapat meraih tiang tertinggi dimana seluruh hadiah menggantung di sana.
Sesuai dengan namanya, tiang tersebut dibuat dari batang pohon pinang yang biasanya sangat licin.
Sebenarnya, permainan ini sudah dikenal sejak jaman Belanda masih menduduki Indonesia.
3. Kudo-Kudo – Sumatera Barat
Biasa dimainkan oleh anak laki-laki di daerah Sumatera Barat, mereka akan mengendarai buah kerajinan tangan yang dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai seekor kuda.
Dimainkan dengan cara dibawa berlari-lari kecil dan juga melompat layaknya seseorang yang sedang menunggang kuda.
Biasanya, anak-anak akan berlomba soal siapa yang paling cepat mengendarai kudo-kudo tersebut.
4. Kukuruyuk Ayam – Jakarta
Merupakan permainan yang identik dengan masyarakat betawi, sebab pesebaran permainan ini marak dijumpai di daerah Condet, Sudirman, Cileduk serta Kebayoran Lama.
Disebut kukuruyuk ayam, sebab bunyi yang dihasilkan ketika bermain menyerupai seekor ayam yang sedang berkokok.
Di daerah lain, permainan ini juga kerap kali disebut sebagai adu ayam, dan biasa dimainkan oleh anak laki-laki dengan rentan usia belasan tahun.
Biasanya, anak-anak terbagi menjadi dua kelompok dengan jumlah anggota yang tidak terbatas.
Peralatannya adalah sebidang tanah lapang yang cukup luas serta dua buah kain sarung.
Di masing-masing regu juga sebelumnya sudah ditetapkan untuk lawan yang sepadan.
5. Patah Kaleng – Papua
Permainan ini dibuat layaknya seperti permainan sepak bola, namun yang berbeda adalah di dalam permainan ini tidak mengenal istilah gol, sebab memang tidak ada gawang yang digunakan.
Lalu, bagaimana cara mainnya? Sangat sederhana, para pemain cukup menjatuhkan kaleng yang berada tepat di derah lawan menggunakan bola yang ada.
6. Babalonan Sarung
Biasa dimainkan oleh anak di hampir seluruh penjuru negeri, cara memainkannya pun cukup simpel.
Cukup mengikatkan kedua ujung sarung ke leher maupun pinggang, kemudian anak-anak biasa berlari sambil membentangkan kedua ujung sarung lainnya hingga nampak seperti balon yang menggelembung.
7.Ligu – Riau
Ligu adalah salah satu permainan anak-anak asal Riau yang biasa mereka lakukan di waktu luang.
Permainan ini sering dimainkan, terutama oleh anak laki-laki dari Kabupaten Indragiri.
Cara untuk memainkannya perlu dua orang atau dua tim dengan jumlah tertentu.
Kemudian, masing-masing anak berlomba untuk memutarkan ligu andalan mereka dengan tongkat bambu hingga mengenai ligu milik lawan yang berjarak kurang lebih 1 meter.
Masih ada banyak sekali ragam permainan khas Indonesia yang kini sudah jarang kita jumpai, khususnya di kota-kota besar.
Namun, setidaknya dengan mengetahui ragam permainan tersebut kita bisa turut mengenal soal keragaman budaya yang mulai tertanam sejak usia dini. ***