Turisian.com – Istana Cipanas, Cianjur, Jawa Barat tetap menyimpan keindahan.
Suasana yang sejuk, udara segar menjadikan siapa saja yang melintas di dibangunan bersejarah itu merasakan sensasi tersendiri.
Dibangun tahun 1740 pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Gustav W. Baron van Imhoff, Istana Cipanas tidak saja bisa dinikmati para presiden.
Masyarakat yang penasaran dengan bangunan ini atau ingin tau sejarah yang dilalui Istana ini dapat bebas berkunjung.
Hanya saja, sejak muncuk pandemi Corona kegiatan kunjungan yang sifatnya massal belum dibuka kembali.
Namun, saat menjelang pagi atau ketika matahari mulai terbenam, keindahan Istana ini masih tetap bisa dinikmati.
Tidak harus, memasuki kawasan Istana, warga bisa bercengkerama di sekitar Istana.
Cukup menelusuri trotoar Istana, sudah bisa mendapatkan suasana yang berbeda.
Tentu, karena udaranya yang sejuk, lokasinya yang tak jauh dari pusat pasar tradisional.
Membuat siapa pun yang melintas bangunan bersejarah ini merasakan kenyamamaan.
Turisian.com, Sabtu 5 Maret 2022, berkesempatan mengabadikan aktivitas masyarakat di sekitar Istana.
Masih sepi, namun lalu lalang kendaraan mengambarkan Kota Kecil nan sejuk ini tak pernah habis memberikan keindahan.
Tidak hanya para presiden dan keluarganya yang dapat nyaman bercengkrama di Istana.
Tapi, masyarakat yang penasaran dengan bangunan ini atau ingin tahu sejarah yang dilalui Istana Cipanas dapat bebas berkunjung.
Corona Menyebabkan Istana Ditutup
Hanya saja, tetap merebaknya pandemi Corona, untuk sementara Istana tidak menerima tamu dalam jumlah massal.
Sebagai gambaran, selain gedung induk, ada 8 paviliun di areal istana. Yaitu, paviliun Yudistira, Bima dan Arjuna. Dibangun pada masa Presiden Soekarno.
Selanjutnya pada masa Presiden Soeharto sekitar tahun 1983, dua buah paviliun lainnya menyusul berdiri yaitu Nakula dan Sadewa.
Areal hutan Istana Cipanas memang tercatat memiliki koleksi tanaman sebanyak 1.334 spesimen, 171 spesies, 132 marga, serta 61 suku.
Gedung seluas 45 meter persegi dengan atap kayu ulin itu dibangun pada 1953 dan selesai pada 1954 atas permintaan Presiden Soekarno.
Bila berada di Gedung Bentol, Presiden Sukarno bisa dengan jelas melihat dinding kawah Gedung Gede –bila tak tertutup awan.
***