KAI Siaga Hadapi Lonjakan Penumpang Nataru, Libatkan 735 Petugas

Penumpang Nataru
Petugas PT KAI melakukan perawatan rel kereta untuk mengantisipasi lonjakan penumpang menjelang Nataru. (Foto: Dok.PT KAI)

TURISIAN.com – Menjelang masa angkutan penumpang Nataru (Natal 2025 dan Tahun Baru 2026) PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyiapkan barisan pengamanan ekstra.

Tak kurang dari 735 petugas tambahan diterjunkan di seluruh wilayah operasi. Mereka akan berjaga di titik-titik strategis sepanjang jalur rel, dari dataran tinggi hingga lintasan padat kota, memastikan perjalanan tetap aman, nyaman, dan tepat waktu.

Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menyebut seluruh persiapan difokuskan pada pencegahan dini terhadap potensi gangguan perjalanan.

“KAI memastikan seluruh prasarana dan petugas siap menghadapi lonjakan penumpang menjelang libur panjang. Tujuan kami sederhana: menjaga keselamatan pelanggan dan memastikan perjalanan berjalan lancar,” ujar Anne.

Langkah utama KAI dimulai dari jalur rel itu sendiri. Pemeriksaan rutin diperketat, termasuk inspeksi tambahan saat hujan deras atau suhu tinggi.

Petugas lapangan dikerahkan untuk memantau jembatan, perlintasan padat kendaraan, hingga kawasan rawan longsor.

Untuk memperkuat pengawasan, KAI menambah 287 petugas pemeriksa jalur (PPJ), 298 penjaga perlintasan, dan 150 pengawas daerah rawan.

Mereka disebar di lokasi-lokasi prioritas — mulai dari jalur pegunungan hingga lintasan yang kerap tergenang banjir.

Selama masa angkutan Nataru, pengawasan berlangsung 24 jam tanpa jeda.

BACA JUGA: Menjaga Amanah Negara di Atas Rel, PT KAI Terus Berbenah

Daftar Prioritas

Tahun ini, KAI memperbarui peta wilayah rawan di seluruh Indonesia. Tercatat ada 177 titik yang masuk daftar prioritas: 110 di Pulau Jawa dan 67 di Sumatera.

Area-area itu menjadi fokus pantauan, terutama yang berpotensi mengalami pergeseran tanah atau banjir akibat curah hujan tinggi.

Di sisi lain, perlengkapan darurat juga disiapkan. Di gudang-gudang kecil dekat lokasi rawan, KAI menempatkan rel cadangan.

Termasuk, bantalan, pasir, peralatan penerangan, hingga jembatan darurat. Semua diposisikan agar mudah dijangkau ketika situasi mendesak.

Seluruh petugas lapangan telah menjalani pelatihan kesiapsiagaan. Mereka dilatih membaca tanda-tanda gangguan, dari rel yang sedikit bergeser hingga perubahan tekstur tanah di sekitar jalur.

Regu perawatan bersiaga penuh sepanjang hari, siap turun begitu ada laporan kerusakan.

Koordinasi antara lapangan dan pusat pengendalian dilakukan secara intensif. Setiap pergerakan kereta, setiap laporan cuaca ekstrem, dipantau dalam sistem terpadu.

“Setiap detail kami siapkan dengan matang, mulai dari kesiapan jalur hingga pengawasan di lapangan,” kata Anne.

“Kami ingin memastikan pelanggan dapat bepergian dengan tenang selama libur Natal dan Tahun Baru,” pungkasnya. ***

Pos terkait