TURISIAN.com – Gunung Dukono, yang memiliki puncak tertinggi di Pulau Halmahera, Maluku Utara, memuntahkan abu vulkaniknya yang cukup besar.
Pada pukul 05.58 WIT, erupsi spektakuler itu menyemburkan kolom abu setinggi 2.090 meter dari puncaknya yang perkasa.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Dukono, Bambang Sugiono dalam laporannya, Jumat 21 November 2023 menjelaskan bahwa kolom abu tersebut mempesona dengan warna putih hingga kelabu.
Membelah angkasa dengan intensitas tebal yang menjulang ke arah barat. Kejadian ini menjadi mengejutkan masyarakat.
BACA JUGA: Wisatawan Diminta Hati-hati, Gunung Semeru Kembali Meletus
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat bahwa erupsi ini memiliki amplitudo maksimum sebesar 10 milimeter. Yakni, dengan durasi yang mencengangkan, yakni 122,75 detik.
Meski gempa letusan kini menunjukkan penurunan, Bambang tetap mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap berbagai aktivitas vulkanik.
Karena, sewaktu-waktu hal iniĀ masih bisa terjadi di gunung api setinggi 1.087 meter di atas permukaan laut tersebut.
Sedangkan, data yang dikumpulkan PVMBG pada 23 November 2023, selama periode 00.00 hingga 24.00 WIT, mencatat bahwa jumlah gempa letusan tercatat sebanyak 7 kali.
BACA JUGA: Geopark Maros-Pangkep dan Pemkot Makassar Dorong Peningkatan Potensi Wisatawan
Aktivitas Kegempaan
Dengan amplitudo berkisar antara 6 sampai 17 milimeter, dan lama gempa berkisar antara 42,87 hingga 291,14 detik.
Sedangkan, gempa tremor menerus hanya terjadi 1 kali dengan amplitudo 0,5 sampai 4 milimeter.
Menariknya, selama tiga bulan terakhir, aktivitas kegempaan Gunung Dukono mencapai puncaknya pada 14 November 2023.
Pada hari itu, jumlah gempa letusan mencapai 133 kali dengan amplitudo mencengangkan antara 7 sampai 34 milimeter.
BACA JUGA: Tiga Destinasi Wisata Halmahera Barat yang Eksotis dan Wajib Kalian Eksplorasi
Dan, lama gempa berkisar antara 30,13 hingga 60,49 detik. Tidak hanya itu, terdapat juga 2 kali gempa tektonik lokal dan 13 kali gempa tektonik jauh, menambah dramatisasi aktivitas gunung ini.
Oleh sebab itu, Bambang menegaskan bahwa meski gempa letusan menunjukkan penurunan yang signifikan, kewaspadaan tetap diperlukan.
Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas atau mendekati Kawah Malupang Warirang dalam radius 2 kilometer.
Himbuan ini sebagai langkah preventif menghadapi potensi ancaman bahaya yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
Gunung Dukono, dengan segala keangkerannya, tetap menjadi pesona dan tantangan bagi warga sekitarnya. ***